BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Heri Sholihin Menang, Kota Bekasi Punya Wali Kota Baru Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban

Gaya Hidup · 29 Des 2023 11:37 WIB ·

Gen Z dan Stoikisme


 Gen Z dan Stoikisme Perbesar

BEKASIMEDIA.COM – Beberapa waktu belakangan ini suicide atau bunuh diri menjadi perbincangan hangat tidak hanya di Indonesia melainkan juga internasional. Dalam beberapa tahun terakhir ini, lonjakan kasus bunuh diri membuktikan bahwa kesehatan mental adalah isu yang paling mengkhawatirkan. Faktor-faktor yang berkontribusi padsa kasus bunuh diri sangat kompleks dan seringkali melibatkan masalah kesehatan mental, ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Gangguan kesehatan mental Generasi Z atau Gen Z meningkat hingga 200%, gangguan kesehatan mental Gen Z adalah gangguan kecemasan, depresi, dan bunuh diri.

Rhenald Kasali memberi label Gen Z dengan “Strawberry Generation”, yang mana Gen Z diumpamkan seperti buah stroberi, karena buahnya yang lezat dan menawan namun mudah rapuh hanya karena sedikit terbentur.
Hidup di masa serba mudah dalam mengakses informasi tak jarang menjadikan Gen Z sangat rentan menjadi pribadi yang mudah terpengaruh. Hal tersebutlah yang menjadikan Gen Z dengan mudah mengalami stres ketika berada dalam masalah yang sulit. Gen Z banyak menghabiskan waktunya untuk bermain media sosial, cara mereka berpikir dan membuat keputusan seringkali dipengaruhi oleh hal diluar kendali mereka, sehingganya masalah suicide seringkali terjadi pada Gen Z karena ketidakstabilan emosinya dan cara berpikir mereka.

Filsafat Stoikisme Marcus Aurelius hadir dan dapat dijadikan solusi bagi Gen Z, Marcus Aurelius menawarkan self love dimana seseorang harus berfokus pada dirinya sendiri, menerima dirinya apa adanya, sehingga mereka bisa fokus untuk menciptakan kebahagiaan dan kedamaian terhadap dirinya sendiri, ketika seseorang menerapkan self love maka orang tersebut telah menerima dirinya sendiri sehingga berusaha berpikir positif saat sedang marah, frustasi bukanlah hal yang sult bagi mereka.

Marcus Aurelius mengajarkan kita juga untuk bertindak secara rasional dengan memilih hal- hal yang bisa kita kendalikan dengan hal- hal yang tidak bisa kita kendalikan, ketika individu telah melakukan hal itu berarti ia telah menggunakan self love pada dirinya sendiri. Self love menjadi bagian penting dalam menghindari suicide. Teori ini walaupun sederhana namun pada kenyataannya sulit untuk diterapkan seseorang. Maka dari itu dalam pengaplikasiannya dibutuhkan dukungan yang sangat kuat dari orang terdekat, seperti keluarga, teman, dan sahabat.

Pada akhirnya seseorang harus mengetahui bahwa diri sendiri berhak mendapatkan perlakuan baik, dukungan, kasih sayang, dan hubungan yang sehat. Dengan mengaplikasikan hal tersebut menjadi langkah yang tepat bagi seseorang agar terhindar dari perbuatan suicide. (Khresna Wahyu Hidayat/ Mahasiswa UIN Jakarta)

Artikel ini telah dibaca 182 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

EIMA 2025: HIMAKOM LSPR Bersama Bank Mayapada Ajak Anak Marginal Gapai Asa Lewat Bahasa

26 April 2025 - 21:52 WIB

Chicken Pepper Menu Andalanku Di Waroeng Steak & Shake Juanda Bekasi

14 November 2024 - 05:14 WIB

Pemuda Maju Bareng Gelar Festival Tasyakuran 79 Tahun Kemerdekaan RI

18 Agustus 2024 - 12:40 WIB

Giga Indonesia Kritik Keras Aturan Pemerintah Soal Penyediaan Alat Kontrasepsi Bagi Anak Sekolah

6 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Grand Opening Jus Masaki Signature Bekasi Meriah Bagi-bagi Voucher Makan Kepada Pengunjung

22 Juli 2024 - 19:36 WIB

Samsung Galaxy S24 Hadir dengan Galaxy AI, Platform Kecerdasan Buatan Generatif

20 Februari 2024 - 16:25 WIB

Trending di Gaya Hidup