BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban Dishub Kota Bekasi Batasi Operasional Kendaraan Besar, Khusus Kendaraan Sumbu Tiga Keatas

Berita Terbaru · 29 Okt 2020 WIB ·

Buntut Penghinaan terhadap Nabi Muhamad, Komite Perjuangan Umat Minta Dubes Prancis Kembali ke Negaranya


 Foto: AFP Perbesar

Foto: AFP

BEKASIMEDIA.COM – Dampak dari komentar Presiden Prancis Emanuel Macron terhadap Islam dan umatnya mendapatkan reaksi dan kecaman dunia pada awal Oktober 2020 lalu, hal tersebut yang menyulut kemarahan umat Islam di Indonesia, salah satunya kaum muslimin yang berada di DKI Jakarta.

Melalui Komite Perjuangan Umat (KPU) berencana akan melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Prancis, di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020) mendatang bersama komponen umat Islam lainnya.

KPU melalui Ketuanya, Faisal Kunhi mengatakan, KPU bersama komponen umat lainnya akan bersama-sama melakukan protes keras dan meminta kepada duta besar Prancis di Indonesia untuk diusir ke negaranya.

“Tidak pantas mereka berada di Indonesia, yang mayoritas negaranya Muslim,” tegas Faisal.

Menurut Faisal, yang menjadi pemicu kemarahan umat Islam di Indonesia bahkan di dunia adalah, ucapan rasis dari Presiden Prancis tersebut, dia mengatakan Islam adalah “agama yang mengalami krisis di seluruh dunia”, seperti yang dikutip dari beberapa media online di ibukota.

Ucapan Presiden Macron ini, karena adanya pembunuhan seorang pengajar sejarah di Prancis, Samuel Paty (47), yang dipenggal di daerah Eragny oleh seorang pemuda pendatang dari Chechnya, Abdoullakh Abouyezidovitch (18).

Pemicunya adalah dia sempat membahas tentang kartun Nabi Muhammad S.A.W., di dalam kelas yang kemudian menuai kontroversi. Di awal, dia sudah mengizinkan sejumlah pelajar Muslim untuk keluar kelas jika tidak sepakat dengan materi yang dia bahas.

“Ketika Nabi kami yang dilecehkan dan dijadikan bahan olok-olokan di kelas, maka tidak ada tawar menawar bahwa itu sudah menginjak-injak keimanan kami,” kata Faisal geram.

Untuk itu, masih kata Faisal yang juga tokoh agama mengatakan, Pemerintah harus tegas dengan pemimpin dunia yang melakukan ucapan-ucapan yang menyakiti perasaan umat lain, khususnya umat Islam, dengan cara mengusir terlebih dahulu pejabatnya yang berada di Indonesia.

“Mari jaga perbedaan dan perdamaian dengan tidak melecehkan agama dan umat lainnya, khususnya Islam,” tutup Faisal.
***

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Akan Digelar Di Taman Kota, Ketua Umum Qur’anic Relationship Ajak Pemuda Bekasi Mengaji

28 Maret 2024 - 23:54 WIB

Rian Nopandra kembali pimpin ketua PWI Banten periode 2024-2029

28 Maret 2024 - 08:52 WIB

Kecewa atas Pelaksanaan Pemilu 2024 yang Tidak Transparan DPRD Akan Panggil Ketua KPU dan Bawaslu

26 Maret 2024 - 17:54 WIB

Anis Byarwati Tegaskan Kerjasama Dengan Dewan Kota Jakarta Untuk Kemaslahatan Masyarakat

25 Maret 2024 - 15:54 WIB

Sodikin: Pemkot Bekasi Harus Berani Beli Lahan Untuk Pembangunan Gedung Sekolah Di Jatirahayu

24 Maret 2024 - 18:09 WIB

Pengamat Politik Unsoed Prediksi Partai Koalisi Pilpres yang Berseberangan Potensi Berkoalisi di Pilbup Banyumas

22 Maret 2024 - 05:37 WIB

Trending di Berita Terbaru