BEKASIMEDIA.COM – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi Tanti Rohilawati mengatakan ada tiga kelurahan di Kota Bekasi dengan balita stunting tertinggi yakni di Jatiasih 8,4%, Jatirasa 8,7% dan tertinggi di Kota Baru (Bekasi Barat) yakni sekitar 12,4%. Dinkes menargetkan Zero Stunting di tahun ini dengan mensosialisasikan ke masyarakat melalui pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan), susu dan telur.
“Ke depannya kita target supaya tidak ada lagi kasus stunting baru. Sayangnya masyarakat masih banyak yang tidak memprioritaskan gizi untuk balitanya dan lebih memilih untuk membeli barang lain,”kataya.
Berdasarkan data, stunting tidak hanya terjadi pada kalangan ekonomi menengah ke bawah, juga banyak kasus balita di jenjang ekonomi menengah atas terkena stunting. Penyebabnya kurangnya protein untuk mencukupi kebutuhan gizi setiap harinya.
Tanti menjelaskan untuk mengurangi stunting di Kota Bekasi, pihaknya telah mengikuti program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menargetkan hingga 14% di seluruh Indonesia.
“Dinas Kesehatan Kota Bekasi berhasil menguranginya hingga 3,4% sekitar 4.500 balita dari jumlah seluruh penduduk Kota Bekasi. Hal ini membuat Kota Bekasi mendapatkan penghargaan dari kementerian dan provinsi,”katanya.
Ia menambahkan bahwa alat ukur untuk berat dan tinggi badan pada bayi telah tersedia lengkap yang diberikan dari Kementerian Kesehatan. Dinkes menargetkan 160.000 balita penderita gizi buruk dan sedang agar terhindar dari stunting.
“Kami sudah mensosialisasikan dan penjaringan kesehatan juga ke remaja putri di sekolah-sekolah agar rajin mengonsumsi tablet penambah darah. Dan juga di masa depan sebagai calon ibu, jadi harus ada kesiapan di mulai dini,” ujarnya pada Selasa, 4 Juli 2023 di Dinas Kesehatan.