BEKASIMEDIA.COM – Urban Farming atau bertani di lahan perkotaan makin marak akhir-akhir ini, terlebih saat Pandemi Covid-19 yang mengharuskan warga lebih banyak berdiam diri di rumah.
Halaman rumah yang sempit, balkon bahkan atap rumah dijadikan media bercocok tanam.
Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPC PKS Kecamatan Bekasi Barat menangkap maraknya Urban Farming dan menjadikannya salah satu program kegiatan pelatihan untuk ibu-ibu rumah tangga.
“Karena saat ini kemampuan menanam memang diperlukan kader perempuan. Daripada banyak diam, mending belajar pertanian. Agar keluarga kader bisa memiliki kemampuan ketahanan pangan untuk keluarganya. Syukur-syukur apabila bisa juga untuk ketahanan pangan masyarakat sekitar rumahnya,” ujar Ketua BPKK DPC PKS Bekasi Barat Hj Rosdini Intan disela-sela pelatihan Urban Farming untuk Ibu rumah tangga yang digelar di Kampung Dua Jakasampurna Bekasi Barat, Selasa (9/6/2020) siang.
Rosdini Intan mendatangkan pegiat urban farming di Bekasi Barat, Yuheti Santarip sebagai pembimbing dalam kegiatan pelatihan ini.
“Tadi diajarkan tentang pentingnya kemampuan dan kemauan menanam, terutama tanaman pangan seperti sayur-sayuran. Kemudian diajarkan juga langkah-langkahnya. Dijelaskan juga hambatan yang akan dialami dan cara menghilangkan hambatannya,” imbuh Rosdini Intan.
Tokoh perempuan Bekasi Barat ini juga menjelaskan bahwa pelatihan ini akan berkelanjutan. “Ini di Jakasampurna, selanjutnya akan digelar di kelurahan lain. Kotabaru, Bintarajaya juga Kranji. Kalau Bintara sudah berjalan karena Bu Yuheti tinggal disana.”
Ketua Peningkatan Kapasitas Kader Perempuan (PKKP) BPKK DPC PKS Kecamatan Bekasi Barat Sari Mulyana mengamini pernyataan Rosdini Intan.
Ia menambahkan pasca pelatihan ini, seluruh aktivitas menanam yang dilakukan peserta akan dipantau dan dibimbing berkelanjutan sampai ada hasilnya.
“Akan di pantau dan didampingi via online langsung dengan Bu Yuheti untuk kelanjutan prosesnya. Ada grup khusus yang sudah ikut patihan menanam ini,” ungkapnya.
Instruktur dalam pelatihan ini, Yuheti Santarip menambahkan peserta pelatihan, selain diberikan teori, juga langsung mendapat bibit sayuran berikut media tanam dan pupuknya.
“Kita coba yang gampang dulu, pokcoy dan selada. Terus perlengkapan yang diberikan adalah media tanam, rockwoll, tusuk gigi dan polybag. Dibagikan juga sarung tangan plastik,” pungkasnya. (eas)