BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban Dishub Kota Bekasi Batasi Operasional Kendaraan Besar, Khusus Kendaraan Sumbu Tiga Keatas

Berita Terbaru · 1 Des 2018 21:35 WIB ·

Tantangan Guru Siapkan Generasi Produktif Menghadapi Bonus Demografi Indonesia


 Tantangan Guru Siapkan Generasi Produktif Menghadapi Bonus Demografi Indonesia Perbesar

BEKASIMEDIA.COM – Dosen Pascasarjana Fakultas Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Dr. Dirgantara Wicaksono menyatakan generasi sekarang harus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan besar bonus demografi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045 dengan meningkatkan produktivitas.

Hal tersebut ia sampaikan usai memberikan materi dalam workshop bertajuk “Kurikulum Tiga Belas Revisi Dalam Penerapan Scientific Approach Tingkat SD/MI” yang berlangsung di gedung pascasarjana Unisma “45” Bekasi, Rawalumbu, kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (1/12/2018).

“Intinya bagaimana menunjukkan kepada guru SD/MI agar semangat memperlakukan kurikulum 2013 revisi, yang paling utama yaitu penerapan scientific approach
karena perubahan tantangan terbesar kedepan bonus demografi Indonesia yaitu angka produktivitas usia muda lebih tinggi dibandingkan usia tua. jadi kita harus meningkatkan produktivitas generasi muda. khususnya generasi muda di kota dan kabupaten Bekasi, ini,” ujarnya kepada bekasimedia.com.

Jadi, kata Dirgantara penerapan kurikulum 2013 dalam acara ini untuk menyemangati para guru agar anak-anak siap menghadapi bonus demografi yang puncaknya Indonesia emas 2045.

Entry point-nya adalah terjadi perubahan signifikan dalam gaya mengajar, kalau guru dulu dikatakan transfer of knowledge, guru kini bertindak sebagai fasilitator. Bahasa lainnya, facilitated learning to improving performance. Oleh karena itu tidak satu arah, hanya guru ke siswa tetapi sebaliknya.

“Jadi siswa mendapatkan daya kritisnya, daya berpikir lebih holistik dan komprehensif dalam penumbuhan potensi dirinya,” ujarnya.

Untuk itu, kata Dirgantara harus dimulai dari guru itu sendiri, di mana sekarang ini diketahui salah satu masalahnya daya membaca guru di Indonesia masih kurang.

“Bagaimana guru bisa meminta siswa agar rajin membaca kalau gurunya tidak semangat dalam membaca. jadi perlu stimulan dari gurunya juga,” tambahnya.

Hal lain terkait kendala dalam penerapan kurikulum 2013 adalah dalam penilaian. Karena memang aplikasinya banyak, jadi membuat guru cenderung malas mencari materi yang baru.

Dirgantara berharap ada perubahan pola pikir. Mindset yang dibangun salah satunya gaya berpikir baru dan tidak lagi dengan gaya ceramah. Ada facilitated learning and to improving performance bagaimana guru di dalam memfasilitasi belajar anak-anak ini bisa lebih bersemangat dalam meraih masa depan mereka.

“Dan goalnya adalah ketika lulus anak-anak tahu kompetensinya apa dan tidak menjadi pengangguran.” pungkasnya. (dns)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

PKB Usung KH. Maulana Ahmad Hasan Jadi Calon Bupati Kabupaten Banyumas 2024

25 April 2024 - 02:50 WIB

Eka Widyani: Politik Berbasis Kinerja Masih Teori, Money Politic Lebih Kuat

24 April 2024 - 13:48 WIB

Hujan Lebat dan Angin Kencang Robohkan Lantai 3 Rumah Autis, Siswa Diliburkan

20 April 2024 - 14:39 WIB

Terpilih Lagi, Evi Mafriningsianti Komitmen Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur Di Dapil 1

19 April 2024 - 06:16 WIB

Jelang Idul Fitri Anis Byarwati Bagikan Paket Sembako dan Bingkisan Lebaran Untuk Masyarakat Jakarta Timur

18 April 2024 - 12:20 WIB

Diyanto Bangga Jadi Peserta JKN

17 April 2024 - 16:28 WIB

Trending di Berita Terbaru