BEKASIMEDIA.COM – Anak muda zaman milenial ini sukanya instagram. Cari tempat bagus, terus foto-foto, terus posting ke instagram. Tapi kalau tempatnya kotor, lingkungannya kotor penuh sampah ya gak asyik juga sih.
Hal ini disampaikan Ahmad Dzulqarnain, anak muda Kota Bekasi yang menjadi salah satu pembicara diskusi terbatas bertema pengelolaan sampah di Kota Bekasi dan Kota Depok digelar di Facetime Coffe, Perumnas III Arenjaya Bekasi Timur, Jumat (12/11/2018) lalu.
Menjadi pembicara kedua, Ahmad Dzulqarnain tampak serius mendengarkan paparan pembicara pertama, Ketua Umum Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI) Bagong Suyoto yang memaparkan permasalahan penanganan sampah di Kota Bekasi dari hulu sampai hilir.
Bagong menyoroti budaya masyarakat Bekasi yang harus terus diedukasi hingga komitmen Pemkot Bekasi dalam mengatasi masalah sampah yang masih menyisakan banyak persoalan.
Ahmad Dzulqarnain, Aktivis BEM Politeknik Negeri Jakarta Tahun 2011-2013 yang kini menjadi salah satu caleg muda PKS Kota Bekasi sepakat dengan apa yang disampaikan Bagong Suyoto. Menurutnya, masyarakat harus terus diedukasi untuk paham dan mengerti permasalahan sampah.
“Masyarakat harus terus diedukasi, terlebih anak muda. Harus tahu permasalahan tata kelola sampah,” kata Ahmad Dzulqarnain yang maju menjadi caleg PKS nomor urut 8 untuk DPRD Kota Bekasi daerah pemilihan Bekasti Timur dan Bekasi Selatan.
Ahmad Dzulqarnain yang mengenyam pendidikan dasar di SDI Al Husna Bekasi Selatan dan pendidikan menengah di Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan ini juga mengatakan pentingnya memberdayakan komunitas-komunitas Bank Sampah dalam kampanye pengurangan sampah.
“Saat ini katanya ada seribu lebih bank sampah di Kota Bekasi, namun dari diskusi ini tadi ada pegiat bank sampah yang mengatakan jumlah yang aktif hanya ada dua ratusan bank sampah. Nah ini berarti belum maksimal. Harus ditingkatkan lagi nanti,” katanya.
Aktivasi Bank Sampah harus dilakukan, menurut Adzul (sapaan akrab Ahmad Dzulqarnain-red) yaitu untuk mengurangi pasokan sampah dari pemukiman warga ke TPST Bantargebang.
“Menurut data yang ada, saat ini Pemkot Bekasi baru bisa mengangkut sampah 600 ton perhari dari produksi sampah yang mencapai 1100 ton. Artinya masih ada 500 ton yang belum terangkut dan ada di sekitar kita. Nah ini yang harus digarap dan juga 600 ton sampah yang dikirim ke Bantargebang juga harusnya terus menurun dengan adanya pemilahan-pemilahan yang dilakukan di Bank sampah,” ujarnya.
Oleh karena itu, Adzul berkomitmen akan terus mengkampanyekan permasalahan sampah ini agar dipahami masyarakat Kota Bekasi. “Anak-anak muda Kota Bekasi harus paham permasalahan ini. Bagaimana agar sampah berkurang dan Kota Bekasi ini makin nyaman. Kalau udah nyaman, main instagram juga lebih asyik,” tandasnya. (eas)