BEKASIMEDIA.COM – Bekasi, Jamkesnews – Perjalanan lebih dari satu dekade penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terbukti memberikan dampak positif bagi masyarakat. Salah satu program pemerintah yang menjadi harapan jutaan masyarakat untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan. Hal ini juga yang dirasakan oleh Asti Handayani (45), saat ditemui pada acara Sosialisasi Program JKN untuk Penyandang Disabilitas, Selasa (10/12).
Asti merupakan penyandang disabilitas yang sudah terdaftar sebagai peserta JKN dari segmen peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri. Ia mengakui bahwa dirinya pernah mengalami gangguan saat proses kehamilannya hingga mengalami keguguran dan harus kuretase di rumah sakit. Sebelumnya, ia bahagia karena mendapat kabar bahwa dirinya kembali hamil, namun ia tak menduga bahwa janin dalam rahimnya tidak berkembang.
“Saya pernah mengalami keguguran dan harus kuretase di salah satu rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Saat itu sudah sangat senang karena mendapat kabar bahwa saya hamil. Namun setelah beberapa bulan, saya merasakan ada yang tidak biasa dengan kehamilan saya. Kemudian saya berobat ke dokter dan ternyata janin dalam perut saya tidak berkembang. Untung saja saya sudah menjadi peserta JKN, jadi saya tidak khawatir dengan biaya tindakan perawatan di rumah sakit,” ungkapnya.
Menurut Asti, pelayanan kesehatan di rumah sakit kepada peserta JKN saat ini sudah sangat baik. Asti merasa dihargai sebagai pasien penyandang disabilitas. Di rumah sakit pun fasilitasnya sudah sangat mengakomodir kebutuhan penyandang disabilitas.
Ia mengakui merasa sangat terbantu sekali dengan menjadi peserta Program JKN karena pengobatan di fasilitas kesehatan tidak ada sama sekali biaya yang harus dikeluarkan. Ia pun mengapresiasi atas kemudahan pelayanan kesehatan yang ia terima selama menjalani pengobatan.
“Selama menjalani perawatan di rumah sakit, saya merasa dokter dan perawatnya cukup perhatian terhadap kondisi saya. Mereka memberikan penjelasan yang lengkap tentang prosedur kuretase dan memastikan saya merasa nyaman selama perawatan. Secara keseluruhan pelayanan di rumah sakit kepada peserta BPJS Kesehatan sudah sangat baik. Saya merasa sangat bersyukur dengan adanya BPJS Kesehatan, karena seluruh biayanya ditanggung. Hal ini tentu sangat meringankan beban saya sebagai penyandang disabilitas,” ujarnya.
Selain itu Asti juga merasakan kemudahan dalam aspek administrasi. Ia sering kali khawatir tentang proses administrasi yang rumit saat berobat menggunakan BPJS Kesehatan, namun Asti mengatakan bahwa berobat menggunakan BPJS Kesehatan di rumah sakit sangat mudah, cepat dan tidak ada diskriminasi. Ia merasakan bahwa sistem dan prosedur yang ada cukup mudah dipahami dan diikuti.
“Jujur saja, saya peserta yang memiliki keterbatasan gerak sangat terbantu dengan proses pendaftaran atau administrasi yang cukup mudah saat di rumah sakit, ya walaupun masih tetap membutuhkan bantuan keluarga untuk mengurus beberapa dokumen, tapi menurut saya alur proses pendaftarannya tidak terlalu sulit, yang penting kalau tidak tahu ditanyakan kepada petugas. Pokoknya saya puas dengan pelayanan BPJS Kesehatan, saya bisa mengatakan ini karena saya sudah merasakan bagaimana berobat menggunakan BPJS Kesehatan,” ungkapnya.
Menutup perbincangan, Asti berharap agar BPJS Kesehatan terus memperluas jaringan kerja sama dengan fasilitas kesehatan, khususnya fasilitas kesehatan yang ramah disabilitas, karena tidak semua fasilitas kesehatan ramah disabilitas (kursi roda, tunanetra, dan lainnya) dan berkolaborasi dengan fasilitas kesehatan serta Kementerian Sosial untuk menyelenggarakan pelatihan tenaga kesehatan yang melayani pasien disabilitas. (MI/dw)