BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Heri Sholihin Menang, Kota Bekasi Punya Wali Kota Baru Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban

Berita Terbaru · 5 Feb 2018 12:09 WIB ·

Ini Penjelasan BPOM Terkait Viostin DS dan Enzyplex Mengandung Babi


 Ini Penjelasan BPOM Terkait Viostin DS dan Enzyplex Mengandung Babi Perbesar

BEKASIMEDIA.COM – Badan Pengawasan Obat dan Makanan ( BPOM) menemukan adanya perbedaan informasi data saat pendaftaran produk dengan saat terjadi pengawasan dalam dua produk suplemen makanan Viostin DS dan Enzyplex.

“Hasil pengujian pada pengawasan dengan saat pendaftaran berbeda. Saat pendaftaran, mereka mendaftarkan ke BPOM dengan bahan baku bersumber sapi,” ujar Kepala BPOM Penny K Lukito di Gedung BPOM, Senin (5/2/2018).

Dalam standardnya, kata Penny, ada dua pengawasan yang dilakukan. Pertama pengawasan pre-market. Pengawasan tersebut merupakan evaluasi terhadap mutu, keamanan dan khasiat produk sebelum memperoleh nomor izin edar (NIE). Penny mengatakan, produk yang mengandung bahan tertentu berasal dari babi maupun bersinggungan dengan bahan bersumber babi dalam proses pembuatannya wajib mencantumkan informasi tersebut pada label.

Sementara pengawasan post-market bertujuan untuk melihat konsistensi mutu, keamanan, dan khasiat produk, yang dilakukan dengan sampling produk yang beredar, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, pemantauan farmakovigilan, pengawasan label dan iklan.

Produk yang disampling kemudian diuji laboratorium untuk mengetahui apakah obat dan suplemen makanan tersebut masih memenuhi persyaratan yang telah disetujui pada saat evaluasi pre-market.

“Hasil uji ini menjadi dasar untuk melakukan tindak lanjut terhadap produk yang di-sampling,” kata Penny.

Setelah ditemukan DNA Babi pada dua suplemen makanan itu, BPOM langsung memberi sanksi peringatan keras kepada PT Pharos Indonesia sebagai produsen Viostin DS dan PT Medifarma Laboratories sebagai produsen Enzyplex.

BPOM juga memerintahkan perusahaan menarik kedua produk tersebut dari peredaran serta menghentikan proses produksi.

“Untuk itu Badan POM RI telah mencabut nomor izin edar kedua produk tersebut,” kata Penny.

Masyarakat diminta melapor BPOM jika masih menemukan produk Viostin dan Enzyplex di peredaran.

“Jika masyarakat masih melihat kedua produk tersebut beredar di pasaran beritahu ke BPOM,” kata Penny.

Penny memastikan BPOM akan melakukan perbaikan sistem dan meningkatkan kinerja dalam pengawasan obat dan makanan. Sehingga masyarakat dapat mengonsumsi produk yang telah memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.

“Dengan kejadian ini menunjukkan perlunya penguatan dasar hukum pengawasan Obat dan Makanan melalui pengesahan Undang-Undang Pengawasan Obat dan Makanan,” kata Penny. (Lam)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Soal Kenaikan Tarif PDAM, Legislator PKS Harap Wali Kota Bekasi Bisa Merasakan Keresahan Masyarakat

4 Maret 2025 - 04:48 WIB

Soal Tarif Baru PDAM Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Sebut Penyesuaian Bukan Kenaikan

3 Maret 2025 - 22:55 WIB

Sertifikat Rumah Tak Kunjung Terbit, Lussi Warga Perumahan Griya Husada Asri Ngadu ke Presiden

22 Februari 2025 - 17:48 WIB

Pj. Wali Kota Bekasi Berikan Salam Perpisahan ke ASN Pemkot Bekasi

18 Februari 2025 - 19:18 WIB

Pengamat: Efisiensi Anggaran Berpotensi Hambat Pengembangan Pendidikan Tinggi

14 Februari 2025 - 10:57 WIB

Peringati HPN 2025, Firdaus: Moment Bersatunya Masyarakat Pers

11 Februari 2025 - 12:33 WIB

Trending di Berita Terbaru