BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban Dishub Kota Bekasi Batasi Operasional Kendaraan Besar, Khusus Kendaraan Sumbu Tiga Keatas

Berita Terbaru · 18 Okt 2019 06:32 WIB ·

Catatan Netty Prasetiyani Tentang Tingginya Angka Pengangguran


 Catatan Netty Prasetiyani Tentang Tingginya Angka Pengangguran Perbesar

BEKASIMEDIA.COM — Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani tanggapi masalah pengangguran di Indonesia yang masih menjadi PR pemerintah. Menurutnya, setidaknya terdapat tiga hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah pengangguran di Indonesia, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

“Ketika kita berbicara tentang pengangguran memang penyebabnya sangat banyak, pertama kita tidak bisa lepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, kedua kebijakan ekonomi kita dan ketiga sinkronisasi sistem pendidikan kita dengan kebutuhan pasar lapangan kerja,” ungkap Netty.

Aleg PKS Dapil Jabar VIII ini menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pertahun rata-rata hanya 5%. Angka tersebut, lanjutnya, masih belum dapat menyerap tenaga kerja yang setiap tahun terdapat 3 juta angkatan kerja baru.

“Menurut teman-teman dibidang ekonomi, 1% pertumbuhan ekonomi itu hanya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 250 ribu pekerja. Jadi, kalo ada 5% hanya terdapat sekitar 1.250.000, sementara setiap tahun terdapat 3.000.000 angkatan kerja baru, berarti kalo dihitung-hitung kasar masih ada yang tidak dapat mengakses lapangan pekerjaan tersebut,” terang Netty.

Faktor kedua yang mempengaruhi tingginya angka pengangguran di Indonesia menurut Netty adalah kebijakan ekonomi ekspor barang mentah ke luar negeri yang mempersempit kesempatan bekerja untuk tenaga kerja di Indonesia.

“Kebijakan ekonomi kita yang masih memberikan izin bagi bahan mentah diekspor dan diolah di luar negri. Jika bahan mentah itu diolah diluar makan jam kerja dan juga pekerjanya adalah orang-orang di negara tersebut. Berbeda jika, bahan mentah diolah disini, artinya akan memberikan lapangan pekerjaan baru di negeri kita sendiri,” lanjutnya.

Kemudian, Netty melanjutnya sinkronisasi kurikulum pendidikan dalam hal ini SMK dengan kebutuhan pasar akan lapangan kerja perlu diperhatikan juga.

“Output link pendidikan kita belum semuanya link and match dengan kebutuhan pasar. Jadi, lulusan sekolah ini kadang tidak memenuhi kebutuhan yang disodorkan oleh pasar. Ini perlu diperhatikan oleh pemerintah,” kata Netty.

Netty menyampaikan, kedepannya pemerintah juga harus mendukung dan memfasilitasi kelompok ekonomi rumahan yang akan menyerap tenaga kerja di tengah masyarakat.

“Kedepan, pemerintah juga harus mulai melirik pemberdayaan masyarakat yang dari rumah mereka bisa melakukan kegiatan ekonomi, menciptakan ekonomi rumahan, termasuk penduidikan kewirausahaan ditengah masyarakat. Ini membutuhkan iklim ekosistem usaha yang kondusif, misalnya perlu izin, kemasan, atau perlu akses modal. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah harus bagus baik di skala nasional maupun regional,” tutupnya. (*)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

PKB Usung KH. Maulana Ahmad Hasan Jadi Calon Bupati Kabupaten Banyumas 2024

25 April 2024 - 02:50 WIB

Eka Widyani: Politik Berbasis Kinerja Masih Teori, Money Politic Lebih Kuat

24 April 2024 - 13:48 WIB

Hujan Lebat dan Angin Kencang Robohkan Lantai 3 Rumah Autis, Siswa Diliburkan

20 April 2024 - 14:39 WIB

Terpilih Lagi, Evi Mafriningsianti Komitmen Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur Di Dapil 1

19 April 2024 - 06:16 WIB

Jelang Idul Fitri Anis Byarwati Bagikan Paket Sembako dan Bingkisan Lebaran Untuk Masyarakat Jakarta Timur

18 April 2024 - 12:20 WIB

Diyanto Bangga Jadi Peserta JKN

17 April 2024 - 16:28 WIB

Trending di Berita Terbaru