BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Heri Sholihin Menang, Kota Bekasi Punya Wali Kota Baru Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban

Pilkada · 3 Sep 2024 18:52 WIB ·

Pengamat Soroti Gerakan Pemenangan Kotak Kosong Akibat Tak Puas dengan Calon Tunggal


 Pengamat Soroti Gerakan Pemenangan Kotak Kosong Akibat Tak Puas dengan Calon Tunggal Perbesar

BEKASIMEDIA.COM – Pengamat Politik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Ahmad Sabiq menyatakan ketika Pilkada hanya memiliki satu calon, banyak pemilih merasa pilihan mereka terbatas atau bahkan menganggap hasil sudah bisa diprediksi.

“Hal ini sering kali menyebabkan menurunnya antusiasme untuk datang ke TPS, meskipun tingkat penurunan partisipasi bervariasi di tiap daerah,” ujarnya kepada bekasimedia.com pada Selasa, (3/9/2024).

Penurunan ini, lanjut Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unsoed, dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti keterlibatan masyarakat serta dinamika sosial-politik lokal.

“Sebagai contoh, di Kebumen pada Pilkada sebelumnya, muncul gerakan pemenangan kotak kosong yang berhasil memobilisasi pemilih yang merasa tidak puas dengan calon tunggal,” terangnya.

Gerakan ini menjadi bentuk protes terhadap minimnya pilihan, yang berdampak pada pola partisipasi pemilih. Di daerah lain, meskipun tidak ada gerakan kotak kosong, partisipasi pemilih tetap cenderung menurun ketika hanya ada satu calon.

Hal ini berbeda dengan Pilpres sebelumnya, di mana pemilih memiliki tiga pasangan calon. Lebih banyak pilihan dalam Pilpres mendorong antusiasme dan partisipasi pemilih.

Jumlah pilihan yang tersedia jelas berpengaruh terhadap tingkat partisipasi, dengan Pilkada calon tunggal umumnya menarik minat yang lebih rendah dibandingkan pemilu yang menawarkan lebih banyak alternatif.

Kendati demikian, untuk mengatasi tantangan ini, KPU perlu melakukan beberapa langkah langkah. Pertama, sosialisasi yang intensif harus dilakukan untuk menekankan pentingnya Pilkada meskipun hanya ada satu calon.

Kedua, edukasi mengenai proses demokrasi, termasuk penjelasan tentang legalitas opsi memilih kotak kosong, perlu diperkuat agar pemilih tetap merasa bahwa suara mereka tetap berharga.

Selain itu, KPU harus berkolaborasi dengan berbagai stakeholder lokal, seperti tokoh masyarakat, media, kampus, dan organisasi masyarakat sipil, guna mendorong partisipasi dan menjaga proses demokrasi tetap sehat.

“Dengan langkah-langkah ini, partisipasi pemilih dalam Pilkada calon tunggal diharapkan dapat tetap terjaga, meskipun tantangan utamanya adalah mengatasi rasa kekecewaan akibat terbatasnya pilihan,” pungkasnya. (Denis)

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

KPU Banyumas Tetapkan Sadewo-Lintarti Jadi Bupati dan Wakil Bupati Terpilih

9 Januari 2025 - 19:29 WIB

Lagi, GENSI Laporkan Oknum KPU Kota Bekasi atas Dugaan Money Politics

15 Desember 2024 - 15:09 WIB

Pengamat: Saling Klaim Kemenangan di Pilkada Wajar Asal Tidak Berlebihan

3 Desember 2024 - 14:09 WIB

Tunggu Hasil Pleno KPUD, Paslon 01 Optimis Menangkan Pilkada Bekasi

3 Desember 2024 - 13:23 WIB

Waspada! Rekapitulasi Hoax Mengatasnamakan KPU Beredar Di Group WhatsApp Warga Bekasi

28 November 2024 - 20:40 WIB

Suara Tri Adhianto Mandeg, Efek Warga Bekasi Trauma Kasus Korupsi

28 November 2024 - 14:20 WIB

Trending di Pilkada