BEKASIMEDIA.COM – Data terbaru dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi menyebutkan, hingga jumlah desa terdampak kekeringan di Kabupaten Bekasi bertambah dari 44 desa menjadi 46 desa yang tersebar di 10 kecamatan.
Kemudian jumlah lahan pertanian terdampak seluas 21.250 hektar dan 4.097 hektar di antaranya masuk kategori lahan pertanian terancam. Jumlah warga terdampak kekeringan sebanyak 49.892 KK atau sekitar 167.880 jiwa.
Untuk mengatasi kekeringan di Kabupaten Bekasi, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Muchlis mengatakan, sebanyak 27 toren air, 3.000 jerigen dan 10.565 air mineral galon sudah didistribusikan ke wilayah yang terdampak kekeringan.
“Untuk saat ini sudah ada laporan ke kita, bahwa ada peningkatan jumlah desa sebanyak 46 desa dan Kecamatan Cabangbungin serta peningkatan jumlah jiwa bertambah menjadi 167.880 dengan 49.892 KK,” katanya.
Di wilayah Kecamatan Cabangbungin BPBD Kabupaten Bekasi telah mendistribusikan 14.000 liter air bersih untuk masyarakat dari beberapa desa di wilayah Kecamatan Cabangbungin yang mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau.
Distribusi air bersih tersebut disalurkan untuk 393 KK yang terdampak di tiga desa berbeda, di antaranya Desa Sindangsari, Desa Jayabakti serta Desa Lenggah Sari. Selain air bersih, sebanyak 500 air minum galon dengan kapasitas 15 liter juga telah disalurkan untuk membantu masyarakat.
Camat Cabangbungin, Asep Buhori mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui BPBD Kabupaten Bekasi yang telah mengirimkan bantuan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan di wilayah Cabangbungin.
“Ya, air bersih telah kami distribusikan ke tiga desa terdampak di antaranya warga RT 016/008 Desa Jaya Bakti sebanyak 5000 liter, RT 010, RT 011, dan RW 003 Desa Sindang Sari sebanyak 5000 Liter air dan yang terakhir RT 009/003 Desa Lenggah Sari sebanyak 4000 liter air bersih,” ujarnya mengutip bekasikab.go.id, Minggu (24/9/2023).
Dia menjelaskan, warga yang mengalami kekeringan, rata-rata bergantung pada air bersih yang diambil dari sumur, sungai dan saluran PDAM sebagai sumber air bagi masyarakat untuk keperluan sehari-hari terutama untuk kebutuhan pertanian.
“Kebanyakan warga biasanya menggunakan air dari PDAM, Kali Citarum dan Kali Ciherang. Sementara itu dua sumber air yang biasa digunakan ini airnya asin akibat pasangnya air laut, jadi ini juga berdampak pada pertanian akibat air asin yang menghambat ke tanaman padi milik warga,” jelasnya.
Dia menambahkan, pihaknya juga mengapresiasi jajaran Muspika Kecamatan Cabangbungin, FPRB Kecamatan Cabangbungin, Relawan Kebencanaan serta pihak terkait lainnya yang sama-sama berperan aktif dalam membantu warga.
“Kekeringan sudah terjadi sejak satu bulan terakhir, namun tahun ini adalah yang terparah dari yang sebelumnya dua desa kini bertambah menjadi tiga desa. Upaya yang telah kami lakukan bersama FPRB Kecamatan Cabangbungin dan unsur terkait lainnya dalam menanggulangi bencana kekeringan ini, ada beberapa hal salah satunya pengadaan pompa air untuk pertanian,” kata dia.
Dia mengimbau kepada warga yang terdampak kekeringan, bila ada potensi kekeringan agar segera melaporkan kepada pemerintah desa setempat. Supaya pihak desa dapat mengajukan permohonan bantuan air bersih kepada instansi terkait.
Dia berharap, kekeringan tidak berlangsung lama, dengan adanya bantuan air bersih ini diharapkan dapat menjadi manfaat bagi warga setempat.
“Tentu ini sangat berguna bagi warga dan kami berharap semoga bencana ini lekas berlalu, tidak ada kekeringan lagi dan pertanian dapat berjalan lagi,” harapnya.