BEKASIMEDIA.COM – KOTA BEKASI – Warga Kota Bekasi mulai memantapkan pilihan pada pasangan calon wali kota-wakil wali kota Bekasi Heri Koswara – Sholihin. Hal ini terlihat dari hasil-hasil polling yang dilakukan sejumlah media lokal Bekasi.
Heri Koswara – Sholihin menang di sejumlah polling yang dilakukan media lokal Bekasi di akun media sosialnya. Salah satunya di akun Instagram bekasi24jamcom.
Heri Koswara – Sholihin unggul jauh dengan 49 persen. Disusul Tri Adhianto – Abdul Harris Bobihoe dengan 34 persen dan Uu Saeful Mikdar – Nurul Sumarheni 17 persen.
Heri Koswara sosok putra daerah, keturunan ulama Bekasi. Darah Betawi mengalir kental dalam dirinya. Karakter orang Betawi yang pantang menyerah dan tidak takut menyuarakan kebenaran menjadi karakter kuat yang melekat padanya.
Pengalamannya di dunia politik dimulai tahun 2004 ketika terpilih menjadi anggota DPRD Kota Bekasi.
Sholihin adalah sosok pendatang dari Pulau Madura Jawa Timur yang sukses di Kota Bekasi. Ia merangkak dari bawah hingga akhirnya terjun ke politik dan terpilih menjadi anggota DPRD Kota Bekasi.
Heri Koswara – Sholihin, keduanya dianggap mewakili dua kutub besar penduduk Kota Bekasi.
Belakangan ini pasangan Heri Koswara – Sholihin didukung kalangan advokat. Jumlah cukup besar, lebih dari seratusan advokat terang-terangan mendukung Heri Koswara – Sholihin.
Mereka yang mengatasnamakan Jaringan Relawan Advokat Patriot Bekasi mendukung pasangan dengan tagline, “Beri Solusi Majuin Bekasi” dengan alasan bersih dari kasus korupsi.
Koordinator Jaringan Relawan Advokat Patriot Bekasi, Iqbal Daut Hutapea mengatakan pihaknya sudah melakukan penelitian investigatif terhadap tiga pasangan calon. Hasilnya adalah dua calon lainnya banyak terkait dengan kasus korupsi dan gratifikasi.
“Kami melakukan investigasi dan analisis yuridis. Selama ini mereka memegang jabatan, dari hasil investigasi kami menemukan dua calon tersebut memiliki indikasi kuat penyalahgunaan wewenang dan bahkan bisa didiskualifikasi,” kara Iqbal di Bekasi, Kamis (3/10/2024) pekan lalu.
Sebagai catatan, Tri Adhianto pernah menjadi kepala dinas PUPR sebelum ikut Pilkada 2018 menemani calon walikota waktu itu Rahmat Effendi. Sedangkan Uu Saeful Mikdar adalah kepala dinas pendidikan.
Kalangan advokat juga khawatir kejadian walikota Bekasi ditangkap KPK yang sudah terjadi dua kali kembali terulang.