Mewabahnya penyakit virus Corona dan peningkatan jumlah korbannya secara drastis, membuat semua pihak berusaha keras untuk menghentikannya. Termasuk usaha tes cepat massal yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Usaha ini selayaknya kita apresiasi, karena pemeriksaan massal menggunakan tes cepat terhadap wabah penyakit di Indonesia baru kali ini dilakukan.
Selain itu, tes cepat massal ini tentu membutuhkan biaya yang besar. Walaupun tes cepat bukan pemeriksaan standard emas, tapi pemeriksaan ini dapat membantu memberikan petunjuk, setidaknya sebagai tes penyaring.
Sesuai petunjuk yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan RI, setiap orang yang melakukan pemeriksaan tes cepat adalah orang-orang yang dicurigai terinfeksi virus karena kontak dengan pasien terinfeksi virus Corona atau orang-orang dengan gejala flu (batuk, pilek, demam ringan).
Apalagi karena ini merupakan tes cepat massal, sebaiknya orang-orang dengan keadaan yang butuh pengobatan atau perawatan segera, tidak diperbolehkan ikut karena butuh pertolongan segera dan mereka mungkin membawa virus yang berisiko menularkan pada orang lain.
Pemeriksaan tes cepat untuk virus Corona, ada 2 jenis. Pertama pemeriksaan antibodi dan yang kedua adalah pemeriksaan antigen.
Antibodi merupakan protein kecil dalam tubuh manusia yang terbentuk sebagai respon terhadap adanya antigen yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Antibodi merupakan salah satu komponen pada sistem pertahanan tubuh manusia. Sedangkan antigen, biasanya merupakan polisakarida atau protein yang dapat merangsang munculnya antibodi. Pemeriksaan tes cepat antigen virus Corona yang hasilnya positif, belum tentu terinfeksi oleh virus Corona. Karena positif juga bisa diakibatkan oleh infeksi virus lain yang strukturnya mirip virus Corona.
Pada pemeriksaan antigen, bila didapatkan hasil positif, sebaiknya orang tersebut dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan yang lebih canggih untuk konfirmasi. Yaitu pemeriksaan dengan metode PCR (polymerase chain reaction). Bila hasil pemeriksaan antigen yang didapat negatif, disarankan untuk pemeriksaan antibodi dalam 7 – 10 hari kemudian. Bila hasilnya tetap negatif, orang tersebut dianggap tidak terinfeksi.
Namun, bila pemeriksaan antibodi positif, orang tersebut dianjurkan menjalani pemeriksaan PCR.
Bila pemeriksaan tes cepat yang dilakukan adalah pemeriksaan antibodi, bila didapatkan hasilnya negatif, orang tersebut dianjurkan untuk pemeriksaan antibodi ulang dalam 7-10 hari. Bila hasilnya tetap negatif, orang tersebut dianggap tidak terinfeksi. Namun bila hasilnya positif, orang tersebut dianjurkan untuk dirujuk agar dilakukan pemeriksaan dengan metode PCR.
Selama masa pemeriksaan tes cepat massal, setiap orang yang terlibat tetap dianjurkan menjaga diri sendiri terhadap risiko penularan dari orang lain. Karena, bisa saja ada orang yang terinfeksi virus Corona ikut dalam pemeriksaan tes massal ini. Usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terinfeksi, yaitu dengan menggunakan masker, menjaga jarak 1 meter dari orang lain, sering cuci tangan (wudhu), dan segera pulang setelah dilakukan pemeriksaan.
Virus Corona bisa saja terbawa pada pakaian kita, sehingga dianjurkan untuk segera mandi dan berganti baju setelah pulang dari pemeriksaan tes massal.
Dr. Wahyudi, SpPD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam