BEKASIMEDIA.COM – Sanggar Kabasa terbentuk sejak akhir tahun 2012, sedangkan pembinaannya sendiri dilakukan sejak tahun 2004.
Tujuan Sanggar yang dirintis oleh Heru Sidiq Kaujang ini ialah memberdayakan umat, mendorong anak-anak jalanan untuk sekolah dan sedapat mungkin meninggalkan kehidupan jalanan mereka serta mengubah hidup menjadi lebih layak dan baik dengan dasar pendidikan akidah dan akhlak.
Kegiatan di sanggar berlangsung 5 hari dalam seminggu, dari hari Senin sampai Jum’at.
Program Sanggar Kabasa itu sendiri antara lain menyekolahkan anak jalanan, membuatkan E- KTP, serta yang paling diprioritaskan yaitu mewajibkan anak-anak untuk sekolah mulai dari sekolah formal hingga pendidikan nonformal.
Saat ditemui Bekasimedia.com di Sanggar Kabasa di kampung Mede, Bekasi Jaya, pada Minggu, (17/12/17), Guntur Kurniawan, Mahasiswa Sosial Politik Universitas 45 (Unisma) selaku pimpinan serta pembina sanggar Kabasa mengatakan, Sanggar Kabasa ini tidak di-cover oleh Pemerintah.
“Kalau saya, prinsip hidup saya kalau ada dijalankan saja, ketika tidak ada ya kita pikirkan semuanya akan kelar. Jadi saya tidak mau berpangku tangan, ketika ada tangan yang rentan untuk berbagi sok silakan, karena begini tujuan Sanggar ini untuk mencerdaskan anak-anak,” ungkapnya.
Sanggar Kabasa saat ini menampung 120 anak. Yang disekolahkan ada 37 anak mulai dari tingkat SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Yang telah lulus berjumlah 3 anak serta ibu-ibu berjumlah 22 ibu yang setiap hari Jum’at belajar agama dan soft skill.
Ada sebanyak 5 pengajar di antaranya bernama Kak Cepi selaku pengajar dan relawan, Sri selaku pengajar tetap, Yuni dan Fadia serta Rindi dari anak jalanan yang telah lulus sekolah dan menjadi pengajar.
Sistem pendanaannya pun adalah melalui orangtua asuh. Jadi, ketika ada yang ingin menitipkan anak dengan biaya Rp 30.000,- sudah masuk ke SPP sekolah.
“Untuk ongkosnya kita kelola orangtua asuh kita kerja sama dengan pihak swasta sekolah dan alhamdulillah mendapat respons positif,” ujarnya.
Anak-anak yang telah disekolahkan ada di BPSK Dasta Kariya Bekasi, serta SKB sekolah paket yang menampung anak-anak yang putus sekolah. Adanya Sanggar ini diharapkan bisa memberi manfaat, menjadi bibit bangsa, dan memberikan contoh khususnya di Kota Bekasi.
“Semoga pemerintah bisa melihat keadaan, mau merangkul kita dan merangkulnya bukan hanya sekadar ceremony tapi ber-continue dan bisa memberikan kontribusi pelatihan untuk umat muslim serta kita ingin sekali punya tempat karena sekarang ini kita masih kontrak pertahun itu dua juta. kemarin sudah dibayar tiga tahun enam juta. Alhamdulillah ada pengelola juga di sini sangat baik dan sangat membantu,” jelasnya.
Prestasi yang diraih dari anak-anak Sanggar Kabasa ini mulai dari musikalisasi puisi mendapat juara 1, kaligrafi juara 1, teater tingkat Walikota juara 1, tingkat seni telah bermain di Taman Ismail Marzuki. Segi pendidikannya pun telah berkualitas ada yang mendapat ranking 2 dan 3.
Kualitas sanggar ini selalu ditunjukkan sehingga warga sekitar sampai RT/RW, Camat, Lurah merespons sisi positifnya karena anak-anak gratis belajar.
“Masih banyak harapan untuk anak-anak Indonesia yang butuh pendidikan. Masih banyak yang harus kita dorong, harus kita bina, dan rencanakan bagaimana sekolah itu menjadi fondasi dasar untuk anak-anak belajar,” pungkasnya. (Cj/Pon)