BEKASIMEDIA.COM – Kabupaten Garut – Empat tahun telah berlalu sejak komunitas Anak Pejuang Subuh di Desa Cikarag, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, konsisten melaksanakan program sholat subuh berjama’ah di Masjid Aisyah, yang kemudian dilanjutkan dengan program menghafal Al-Qur’an.
Selain membangun budaya sholat subuh berjama’ah, mereka juga menghafal lima ayat Al-Qur’an setiap hari, serta kini diajarkan juga berbisnis atau berwirausaha sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi bagi anggotanya.
“Hasil studi tiru dari para pembina Pejuang Subuh Garut bersama relawan Teladanku ke Agro Digital Tasikmalaya yang berlokasi di kawasan industri kreatif Kawalu, kami langsung mengimplementasikan program pemberdayaan ekonomi bagi komunitas. Salah satu program yang digalakkan adalah berjualan ikan pindang tongkol dari rumah ke rumah warga dan penjualan kaos digital secara online,” ujar Ustadz Wahid Abdullah selaku pimpinan, pada Jumat (27/12/2024).
Tujuan dari program ini adalah untuk membangun kemandirian dan tanggung jawab. Karena menurut Ustadz Wahid, generasi Z dituntut untuk memiliki keterampilan yang dapat membantu mereka bertahan hidup di masa depan. Tentu saja, ini merupakan langkah strategis untuk membentuk generasi yang Qur’ani, di mana Al-Qur’an tidak hanya ada di dalam hati sebagai hafalan, tetapi juga tercermin dalam akhlak dan amal perbuatan.
Islam adalah agama yang komprehensif dan universal, yang mengatur tuntunan perilaku baik dalam ibadah, aqidah, maupun muamalah. Melalui aktivitas Pejuang Subuh, Anak Pejuang Subuh Garut dibina untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai way of life.
Salah satu bentuk dari pemberdayaan ekonomi kreatif ini diharapkan dapat mencapai tujuan tersebut. Keuntungan dari hasil penjualan sepenuhnya akan diproyeksikan untuk santunan anak-anak Pejuang Subuh itu sendiri.
Sementara, Koordinator relawan Teladanku, Denis mengatakan kedepannya mereka juga akan mendapatkan ilmu ilmu digital marketing, pelatihan ilmu jurnalistik dan media sosial yang berkolaborasi dengan komunitas Pejuang Subuh Garut. (*)