BEKASIMEDIA.COM – Sabah, Malaysia – Di tengah hamparan ladang sawit yang luas di wilayah Keningau, Sabah, Malaysia, sebuah Community Learning Centre (CLC) menjadi oase pendidikan bagi sekitar 100 anak-anak pekerja migran Indonesia.
“CLC Keningau Agro Venture (KAV) Punteh Division ini adalah contoh nyata dari collaborative governance, hasil kerjasama antara pemerintah, sektor bisnis, dan komunitas lokal untuk menyediakan akses pendidikan bagi anak-anak buruh migran,” ujar Ahmad Sabiq selaku Dosen Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) pada Selasa, (30/7/2024).
Ahmad Sabiq mengisi sesi “Kelas Inspirasi” di CLC tersebut sebagai bagian dari kegiatan KKN Internasional LPPM Unsoed yang sedang berlangsung di lima CLC di Keningau. Ia hadir bersama Nurahmani, seorang relawan yang turut memberikan materi dalam kelas tersebut.
Kegiatan ini dihadiri oleh para guru dan Manajer KAV Punteh Division, memperlihatkan dukungan kuat dari para pihak terhadap pendidikan anak-anak buruh migran. Acara ini semakin semarak dengan penampilan seni dari sejumlah siswi yang membawakan beberapa tarian daerah, memperkaya nuansa budaya Indonesia dalam kegiatan tersebut.
Dalam sesi inspiratifnya, Ahmad Sabiq menyapa anak-anak dengan penuh semangat, memberikan dorongan agar mereka menempuh pendidikan setinggi mungkin. Ia menekankan pentingnya belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Sementara itu, Nurahmani memperkuat wawasan keindonesiaan melalui sejumlah lagu-lagu nasional yang disambut hangat oleh para siswa.
Nur Hariri, guru di CLC Keningau Agro Venture, menyambut baik kegiatan “Kelas Inspirasi” tersebut. Ia berharap hal itu dapat memotivasi dan menginspirasi anak-anak untuk terus berjuang meraih cita-cita mereka. “Kami ingin anak-anak ini merasa bahwa mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang cerah,” ujarnya.
Dengan segala keterbatasannya, kolaborasi multi-stakeholder seperti berlangsung di CLC ini adalah langkah penting dalam memastikan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan bagi anak-anak buruh migran Indonesia di Malaysia. (*)