Kangen banget, gak, sih, masa kecil kita dahulu sangat menantikan hari Minggu pagi? Kenapa? Karena sejak pagi sampai menjelang tengah hari, acara favorit sejuta anak hadir di televisi.
Sekarang ini, memang, ada beberapa stasiun televisi juga nampaknya yang berusaha mengulang kejayaan masa itu. Jadi, anak-anak hari ini masih lumayan terselamatkan, lah, ya, dari ingat bingar sinetron emak-emak atau gosip selebriti. Meskipun, porsinya masih lebih banyak acara televisi yang kurang ramah anak.
Masa kecil saya dulu masih terselamatkan juga dengan hadirnya banyak acara anak-anak. Mulai dari kartun hingga acara-acara edukasi. Kini, saat dewasa, kenangan akan masa itu kok rasanya ingin hadir kembali, meskipun melalui kemasan tontonan lain. Apa itu?
Yups, sejak pandemi saya lagi demen banget sih nonton film animasi produksi Studio Ghibli. Ada yang familiar, nggak, dengan film-film animasi macam My Neighbor Tottoro, Ponyo, Spirited Away, Borrower Arietty atau The Tales of Earthsea?
Kalau belum, sini-sini-sini saya beri tahu. Animasi-animasi yang kebanyakan adalah karya-karya ciamik Hayao Mizaki dan Isao Takahata Sensei yang diproduksi Studio Ghibli tersebut akan membantu mengingatkan kita akan ajaibnya masa kanak-kanak.
My Neighbor Tottoro
Bercerita mengenai adik kakak, Satsuki dan May yang pindah ke rumah baru di desa. Ibu mereka dikisahkan sedang sakit dan dirawat lama di RS, sehingga Satsuki dan May sangat merindukan kehadiran ibu.
Rumah baru Satsuki dan May ini rumah tua yang dekat dengan sawah dan hutan. Ada pohon Champor yang besar dan rimbun di belakang rumah. Ternyata pohon besar ini memiliki rahasia ajaib sendiri yang hanya akan dirasakan Satsuki dan May.
Rahasia ajaib itu adalah keberadaan jalan rahasia menuju sarang sosok makhluk bulat besar, lucu, berbulu tebal warna putih dan abu-abu bernama Tottoro dan temannya, Bus Kucing (cat bus). Tottoro dan Cat Bus ini membawa hari-hari penuh petualangan bagi Satsuki dan May di rumah baru.
Petualangan Satsuki dan May juga membawa pesan moral agar manusia lebih menghargai alam ciptaan Tuhan.
Ponyo
Ponyo bercerita mengenai anak jelmaan Puteri duyung (Brunhilde) yang tidak sengaja terperangkap dalam toples dan diambil oleh anak manusia bernama Sosuke.
Sosuke inilah yang memberi nama anak ikan ini Ponyo. Ponyo pun dibawa Sosuke ke rumahnya untuk dipelihara.
Ayah Ponyo, Fujimoto, seorang penyihir di lautan yang juga seorang ilmuwan dulu adalah seorang manusia. Ia merasa khawatir akan keberadaan anaknya. Ia pun menyuruh para roh untuk menyelamatkan anaknya dan berhasil.
Ponyo ternyata tidak mau dipanggil Brunhilde lagi karena ia senang dengan nama ponyo. Ponyo juga ingin menjadi manusia seperti Sosuke. Jelas saja ayahnya tidak setuju. Ia pun mengurung Ponyo. Namun Ponyo berhasil melarikan diri dan kembali ke Sosuke. Kemarahan ayah Ponyo ini berbuntut Tsunami besar di kota tempat tinggal Sosuke.
Petualangan seru Ponyo dan Sosuke pun dimulai saat Tsunami ini.
The Borrower Arietty
Film animasi ini bercerita tentang satu keluarga manusia mini yang tinggal di salah satu rumah penduduk di desa.
Manusia yang percaya kehadiran mereka menyebut mereka “para peminjam” karena para manusia mini ini akan “meminjam” benda-benda atau sedikit makanan dari dapur para penduduk di rumah yang ditinggalinya.
Arietty adalah anak dari keluarga manusia mini yang tersisa. Dia akan memulai petualangan pertamanya meminjam barang-barang dari rumah penduduk yang ditinggalinya.
Namun sayang, aksi perdananya bersama sang ayah harus gagal karena anak si pemilik rumah bernama Sho melihat sosok manusia mini Arietty. Padahal anak pemilik rumah yang sedang sakit jantung ini adalah sosok yang baik.
Karena sudah ketahuan, keluarga mini Arietty harus mencari rumah baru di seberang sungai supaya tidak punah. Padahal Arietty sudah mulai akrab dengan Sho, anak si pemilik rumah.
Only Yesterday
Film ini katanya underrate ya alias banyak yang meremehkan karena ceritanya biasa saja. Memang benar sih ceritanya sangat biasa dan nontonnya juga benar-benar harus santai tidak berekspektasi apa-apa karena alurnya yang lamban. Meski lamban, cerita di film Only Yesterday ini bagus, sih, menurut saya karena kita akan merasa banyak hal yang relate banget sama masa kecil di sekolah dan di rumah.
Ceritanya juga bakal bikin kita angguk-angguk kepala soal masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa seseorang. Diwakili oleh kisah wanita karier bernama Taeko yang menjalani masa kecil penuh kenangan dan masa dewasa penuh pertanyaan akan makna kehidupan.
Film ini juga menyajikan suasana alam perkebunan bunga yang asri sehingga mampu memanjakan mata.
Grave of The Fireflies
Kalau kamu tipe yang melow-melow selow, saya sarankan nggak usah memaksakan diri menonton film animasi ini deh, karena dijamin bakal dibuat nangis seember. Why? Soalnya sedih banget ceritanya.
Film ini bercerita tentang sosok Seita dengan Setsuko, adik kakak yang tinggal di suatu desa di Jepang. Berlatar perang dunia kedua, Ayah Seita dan Setsuko dikisahkan merupakan prajurit angkatan udara yang tengah berjuang membela negaranya.
Seita dan Setsuko yang tinggal bersama ibunya harus terkena dampak perang. Rumah mereka terbakar sehingga harus mengungsi.
Wah, saya nggak bisa melanjutkan kisahnya nih, udah sedih duluan. Pokoknya kisah Kakak beradik Seita (14 tahunan) dan Setsuko (berusia sekitar 3 tahun) ini bakal bikin patah hati banget, sih, karena menyedihkan. Cari dan nonton sendiri aja, ya…
Pom Poko
Kalau tadi kita bakal dibuat nangis-nangis baper, nah kalau film ini rada kocak nih. Pom Poko yang berkisah tentang petualangan para rakun di hutan melawan manusia.
Awalnya hidup mereka damai berdampingan dengan manusia, bahkan mereka bisa membuat sarang di sebuah rumah tua. Sayangnya, kedamaian itu tidak berlangsung lama. Rumah mereka dirobohkan oleh alat berat.
Hal ini menimbulkan konflik internal di kalangan para rakun. Mereka pun mulai berebut wilayah kekuasaan.
Namun lagi-lagi, ulah manusia zaman itu semakin tak terkendali serakahnya. Mereka berencana membabat hutan untuk menciptakan sebuah Kota Baru. hal ini jelas menjadi masalah baru bagi para hewan terutama para rakun tersebut di hutan.
Lagi-lagi, film Produkai Studio Ghibli ini, ya, kalau nggak nyerempet-nyerempet bikin baper ya bakal bikin kita mikir bahwa kita memang harus lebih menghargai alam ciptaan Tuhan.
Ya, selain film-film yang saya sebutkan tadi masih banyak film produksi Studio Ghibli lainnya antara lain From Up on Poppy Hill, Whisper of The Heart, The Tales of Princess Kaguya, Princess Mononoke, The Wind Rises, Porco Rosso, The Tales of Earthsea, Kiki’s Delivery Service, Ocean Waves, When Marnie was Here, The Cat Returns, heum.. apalagi ya?
So, bagi kawan-kawan yang ingin nostalgia masa-masa remaja dan masa kecil dulu, saya rekomendasikan film-film animasi Produksi Studio Ghibli, deh. Selain memiliki kesan healing saat menontonnya juga punya banyak pesan moral bagi penontonnya.
So, nontonnya di mana?
Yang pasti, sih, belum pernah ditayangin di layar tancep tetangga. Kalau ditayangin di televisi kayaknya pernah cuma jarang banget. Well, kata peribahasa banyak jalan menuju Roma. Banyak cara buat nonton film-film tersebut, ya. Kalau aplikasi untuk menontonnya, sih, banyak. Tapi kayaknya lebih rekomen di Netflix.
Oleh:
ANI R. (Fans Film-film Studio Ghibli)