BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Heri Sholihin Menang, Kota Bekasi Punya Wali Kota Baru Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban

Opini · 15 Jul 2019 12:55 WIB ·

Hijrah Salma, Hijrah Deddy Corbuzier dan Dosa Para Netizen


 sumber foto: Instagram salmafinasunan dan mastercorbuzier Perbesar

sumber foto: Instagram salmafinasunan dan mastercorbuzier

Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907).

Dari hadist ini, setiap orang mempunyai alasan untuk berhijrah menjadi lebih baik. Ada yang karena lelaki atau perempuan yang disukai, ada juga yang benar-benar hijrah karena Allah.

Sejarah biasanya ada yang terulang, hanya tokoh dan tempat serta waktunya saja berbeda, dari dahulu hingga sekarang. Jadi benarlah, Al Quran dan Al Hadist menjadi pelajaran hingga akhir zaman.

Hijrahnya Salmafina Sunan (Alma)

Salmafina Sunan masih sangat muda saat itu, saat memutuskan menikah dengan hafiz muda, Taqy Malik. Salma atau biasa disapa Alma sedang sangat rajin mencari-cari tokoh Islam serta kajian-kajian keislaman saat itu. Ia juga ternyata diketahui sangat ngefans dengan Taqy Malik.

Sebelum memutuskan hijrah,
Salma menyampaikan pesan singkat melalui Direct Message (DM) Instagram namun sempat lama tak direspons oleh Taqy. Hingga suatu hari setelah direspons, terjadi percakapan panjang antara keduanya. Dari situlah keduanya saling tertarik dan mereka keduanya menikah, meskipun akhirnya tak lama kemudian bercerai.

Proses hijrah Salma bisa dibilang sangat cepat dan memang seperti yang dikatakan ayahnya, Sunan Kalijaga bahwa Taqy Malik adalah hadiah dari Allah untuk putrinya.

“Sebelum ketemu Taqy anak saya sudah memutuskan berhijrah, Alhamdulillah. Dia berhijab tidak ada yang menyuruh, lalu ikut kajian ke masjid-masjid, semua kemauannya sendiri. Anak saya itu kemauannya keras, dia kan Leo, kita suruh apa aja belum tentu mau kalau bukan kemauan dari dirnya sendiri. Nah, dalam perjalanannya itulah, bertemu sama Taqy. Jadi bisa dibilang ini hadiah dari Allah dipertemukan dengan hafiz Quran,” ungkap Sunan Kalijaga, (1/10/2017).

Begitulah apa yang dijanjikan Alloh dalam sebuah hadist menjadi kenyataan, Salma mendapat hadiah hijrah seperti yang dia inginkan, Taqy Malik, seorang penghapal Quran.

Keduanya menikah muda dan semua orang membicarakan pernikahan keduanya. Remaja-remaja muslimah yang ngefans dengan Taqy patah hati, begitu juga fans Salma.

Bisa dibilang pernikahan keduanya saat itu bisa dibilang “couple goals”. Yang perempuan cantik dan putri kesayangan seorang pengacara kaya, yang pria ganteng, hafiz quran dan terkenal.

Sayangnya pernikahan keduanya tidak berlangsung lama. Ketika Taqy memutuskan kuliah ke Mesir meninggalkan istrinya yang masih sedang hangat-hangatnya ingin bersama.

Ditinggal suami, Salma pun diajak keluarganya untuk liburan ke Swiss.

Di sinilah masalah berawal saat Alma dan keluarganya menjejakkan kaki di sebuah gunung es, karena tak tahu seperti apa medan yang akan dilaluinya, Salma memilih untuk memakai celana.

Taqy menegur Alma yang memakai celana.

Dengan pengetahuan seadanya, Alma mencoba untuk menengahi.

Alma mengatakan pada Taqy kalau yang dia tahu, agama yang dianutnya ini cukup fleksibel.

Fleksibel yang dimaksud Alma yakni misalkan tak ada makanan lagi di hutan selain babi, daripada mati, mending makan babi.

Taqy meminta agar Alma tak mengajarinya karena dia merupakan seorang hafiz Qur’an yang lebih paham mengenai ilmu tersebut.

Mendapat jawaban seperti itu dari Taqy, Salma pun kaget.

Dia tak menyangka kalau suaminya begitu sombong pada sang istri.

Padahal Salma berharap kalau menikah dengan Taqy bisa menyempurnakan hijrah yang baru saja dilakukannya.

Taqy akhirya menalak Alma pada 21 November 2017.

Kabar ini ternyata dibenarkan Mansyardin Malik, ayah Taqy Malik. “Itu (pakai celana saat di Gunung Es) salah satunya, menurut keterangan Taqy. Tapi yang lain-lain (alasan menjatuhkan talak) banyak,” kata Mansyardin dalam tayangan acara infotainment, Rabu, 20 Desember 2017.

Ayah Taqy Malik mengatakan ada banyak poin penyebab talak yang tidak bisa dijabarkan satu per satu. Namun yang pasti hal yang membuat Taqy membulatkan tekadnya untuk menjatuhkan talak pada sang istri karena ada salah satu sikap Salmafina Sunan yang bertentangan dengan prinsip hidup Taqy Malik.

Beberapa alasan akhirnya dibeberkan oleh Taqy di istagramnya, seperti suka curhat di media sosial, berkali-kali minta cerai, tidak istrospeksi diri pasca di talak dan bukan istri yang penurut.

Sebagai penghapal quran, pastinya mengetahui ilmu fikih dakwah, bagaimana bersikap, bagaimana mendakwahi seorang istri yang tentu saja proses hijrah.

Taqy seharusnya mengenang kembali saat pertemuan dan momen pernikahan, kebaikan-kebaikan Alma, seperti ingin menularkan dan mensosialisasikan busana muslim, bahkan sempat membuka toko scarft dan membuat buku tentang proses hijrahnya agar menjadi pelajaran bagi perempuan yang belum berhijrah.

Nyatanya, keinginan dan kebaikan itu tidak pernah dilihat oleh Taqy. Ia menyerah karena tidak bisa mengubah perilaku istrinya hanya beberapa bulan menikah, padahal sikap dan sifat itu perlu proses.

Move On Alma yang kebablasan

Cerai dari Taqy, Salmafina Sunan mencoba untuk move on. Sayangnya karena dirinya adalah seorang selegram, apa yang dilakukannya menjadi serba salah dan dihina netizen, bahkan ia sempat membuka jilbab saat masih proses sidang cerai.

Sontak, netizen menghujatnya. Ada yang bilang tidak istiqomah, hijab dijadikan mainan. Padahal, sebagai muslim sebaiknya netizen mendoakan bukan menghujatnya agar ia bisa menjalani kehidupan, hijrahnya dan kembali ke jalan yang lurus.

Sebetulnya sebagai seorang yang populer adalah hal yang wajar mempunyai banyak pendengki dan penyuka.

Ketika kita mempunyai akun media sosial berarti sudah siap menerima pujian dan hinaan dari netizen.

Berbeda dengan Salma, meski ia seorang yang populer ternyata belum bisa menerima hinaan dari netizen. Mungkin karena masih muda dan labil. Psikologi Salma tidak bisa menerima hinaan dari netizen.

Perempuan berumur 19 tahun itu seharusnya belajar dari artis-artis lain atau mungkin dengan ayahnya bagaimana menanggapi orang yang nyinyir di media sosial.

Kalau perlu, Salma menutup akun sosial medianya untuk sementara. Namun, itu tidak dilakukannya.

Salma malah berkeinginan untuk pindah agama saja ketimbang dibully oleh netizen.

“Orang-orang yang asal jeplak dan asaal hujat kaya gini membuat gue gak nyaman di agama gue sendiri. Bukannya damai malah risih,” kata Salma.

Apa yang dituliskan Salma menjadi kenyataan. Di mulai memutuskan untuk melepas jilbabnya secara permanen, kembali clubbing hingga sebuah foto beredar di 10 Juli 2019, Salma berdoa di gereja.

Salma Pindah ke Kristen, Tanggung Jawab Siapa?

Jika ditanya seperti ini pastinya tidak ada yang mau bertanggung jawab, karena menurut kita pindahnya Salma adalah keinginannya sendiri.

Namun, jika kita kilas balik, pemicunya adalah komentar netizen yang bukan mendoakan malah menghujat.

Ali Bin Abi Thalib r.a berkata:”Hati yang jahat terletak pada mulutnya, dan mulut yang baik, terletak pada hatinya”.

Sebagai netizen seharusnya banyak berintrospeksi daripada banyak menghujat seseorang.

Rasulullah SAW bersabda: “Yang dikatakan muslim itu adalah manusia yang selamat dari bahaya lidah dan tangannya.”

Sebegitu bahayanya lidah dan tangan kita sampai diperingatkan oleh Rasulullah SAW jangan sampai menjerumuskan seseorang kepada fitnah bahkan pindah agama.

Sungguh berdosa kita, gara-gara jemari kita, ocehan hujatan kita sampai membuat seseoran memeluk agama lain.

Pengakuan Salma karena lebih cocok di kristen karena tidak ada yang menghujatnya, apakah ketika tidak memakai jilbab, clubbing adalah kesalahan kita, karena kita mendakwahi dengan hujatan bukan dengan kelembutan.

Hijrahnya Deddy Corbuzier

Berbeda dengan Salmafina, Deddy Corbuzier mencoba mengenal Islam terlebih dahulu. Mulai dengan menikahi Kalina Oktari yang memeluk Islam dan kemudian cerai di tahun 2013.

Pencarian Deddy mengenai Islam tidak berakhir begitu saja. Deddy Corbuzier sempat bertanya-tanya kepada Ustaz Widjayanto pada 19 Juni 2017, jika saya kristen apakah saya kafir?

Pastinya, Ustaz Widjayanto saat itu mencari-cari jawaban yang pas, mengingat orang yang bertanya adalah orang yabg cerdas.

“Ini pertanyaan (kafir) yang harus di jawab, karena pertanyaan ini sudah sering banget ada di kepala saya dan di kepala orang lain, dan. saya butuh jawaban,” kata Deddy

Ustaz Wijayanto menjelaskan, kata kafir dialamatkan kepada seseorang apabila orang menolak Tuhan yang berkaitan dengan agamanya.

Penjelasan masuk akal Ustaz Widjayanto dicerna Deddy. Namun, proses hijrahnya Islam ternyata bukan kedekatan dengan Ustaz yang membersamainya di acara Hitam Putih sejak 2013. Namun, dari pria yang disapa Gus yang viral karena mendakwahi orang-orang di klub malam. Gus Miftah.

Saya masuk Islam tidak ada yang menyuruh, tidak karena satu tujuan, banyak yang tanya apa karena mau nikah? Enggak, saya pindah karena hidayah,” kata Deddy saat ditemui usai mengunjungi Kyai Ma’ruf Amien di Jakarta Pusat.

Deddy memang tidak menjelaskan langsung mengapa pindah Islam.

“Kenapa saya pindah itu biar saya dan Allah saja yang tahu karena kalau nanti saya bilang saya nyaman, artinya agama yang sebelumnya saya tidak nyaman nanti jadi salah lagi saya,” kata Deddy

Ia mengaku tertarik belajar Islam dengan bimbingan Gus Miftah dari Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Sleman, Yogyakarta karena merasa nyaman dengan cara Gus Miftah mengenalkannya pada Islam.

“Ketika saya belajar dengan Gus Miftah yang diajarkan sama beliau bukan isi Al Quran gitu, tapi apa itu Islam dan menurut saya itu yang membuat saya tertarik dan saya enggak ditakut-takuti. Gus enggak ada kata-kata ‘masuk Islam yuk’ enggak ada sama sekali,” katanya.

“Pas lagi puasa kemarin, Gus datang ke rumah saya bawain saya makanan. Nah itu kan indah ya,” ujar dia.

Menanggapi hal itu Gus Miftah yang mendampingi Deddy mengatakan Deddy adalah tipe orang yang kritis dalam belajar.

“Saya selalu bilang sama dia, agama itu untuk diamalkan bukan untuk diperdebatkan. Dia punya banyak pertanyaan yang sifatnya sangat-sangat rasional,” kata Gus Miftah.

“Pada suatu saat, beliau tanya ‘Gus kenapa tidak semua ajaran itu bisa diterima oleh akal? contohnya perintah Nabi Ibrahim yang menyembelih anaknya Ismail. Jawaban saya “karena jika semua agama bisa diterima oleh akal, berarti enggak ada perbedaan antara agama sama ilmu pengetahuan. Orang akan enggak butuh agama, cuma sekolah saja” menurut beliau itu rasional dan pemikiran-pemikiran seperti itu yang kemudian membuat beliau nyaman,” kata Gus Miftah.

Salma dan Deddy menjadi pelajaran bagi kita semua

Hijrahnya Salma dan Deddy Corbuzier menjadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa peristiwa apa yang dinyatakan di alquran dan alhadist akan berulang.

Hijrah itu perlu proses dan hidayah itu bukan kita tunggu tapi kita cari dan dapatkan.

Kita bisa berhijrah kapan saja, mau seperti Salma atau seperti Deddy, tergantung cara mana yang kita pilih. [Mim/Nun]

Artikel ini telah dibaca 38 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Hari Buruh, Malapetaka itu bernama Omnibus Law Ciptaker

1 Mei 2025 - 21:05 WIB

Koperasi Desa Merah Putih Antara Peluang dan Tantangan

7 Maret 2025 - 23:31 WIB

Melindungi Remaja dengan Edukasi Komprehensif: Mengapa Penyediaan Alat Kontrasepsi Bukan Solusi?

7 Agustus 2024 - 20:32 WIB

PPDB Antara Intervensi Politik dan Dampak Luas Bagi Kerusakan Moral Bangsa

28 April 2024 - 18:08 WIB

Pendidikan Agama Sebagai Sarana Pengembangan Moral Anak Usia Dini

4 Desember 2023 - 16:50 WIB

Dampak Pembangunan Infrastruktur Di Wilayah Pesisir Terhadap Ekosistem Laut

4 Desember 2023 - 13:04 WIB

Trending di Opini