BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Heri Sholihin Menang, Kota Bekasi Punya Wali Kota Baru Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban

Opini · 17 Okt 2018 13:22 WIB ·

Anak SMP Terbongkar Punya Grup WA Pornografi, Bagaimana Solusinya?


 ilustrasi pelajar dan ponsel (Indonesiaz/Times Indonesia) Perbesar

ilustrasi pelajar dan ponsel (Indonesiaz/Times Indonesia)

Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi yang sangat dahsyat, apapun bisa diakses melalui berbagai media, termasuk yang berbau pornografi. Satu sisi kita perlu memperkenalkan IT kepada anak-anak kita agar mereka melek teknologi, namun di sisi lain kita juga perlu memproteksi mereka agar tidak kebablasan.

Belum lama ini kita mendengar kabar miris. Kejadiannya memang bukan di Kota Bekasi tetapi di daerah tetangga yaitu Kabupaten Bekasi. Disana ditemukan ada sekelompok anak SMP yang membuat grup chatting Whatsapp dan didalamnya berisi pornografi. Jadi mereka saling berbagi video porno. Ini sangat miris.

Kasus Asusila

Informasi yang saya dapatkan dari Komisi Perlindungan Anak Kabupaten Bekasi, kasus ini berawal dari adanya razia telepon selular di sekolah, terus ketika telepon salah satu anak dicek, isinya seperti itu. Selain pornografi, ada juga provokasi tawuran.

Bagaimana kita menghadapi kondisi seperti ini?

Apa yang dilakukan oleh siswi SMP ini hanya salah satu dampaknya. Kita tidak sepenuhnya menyalahkan sang anak. Bisa jadi ada kontribusi orangtua. Pengaruh tontonan atau bacaan tentang pornografi, kekerasan dan lain-lain begitu kuat dan cepat dalam kehidupan anak-anak kita. Jika tidak diantisipasi maka saya khawatir anak-anak kita akan mengalami penurunan moral.

Saya puluhan tahun mengabdi di dunia pendidikan, dari mulai guru kelas, kepala sekolah, merintis sekolah Islam, pengalaman berhadapan dengan anak di sekolah yang pertama adalah komunikasi. Sering-sering mengajak mereka ngobrol.

Khusus mengenai dampak negatif era digital, cara efektif yang kami lakukan di sekolah adalah melalui kegiatan mentoring. Jadi dibuat kelompok-kelompok kecil diskusi. Melalui kegiatan tersebut siswa diasah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya. Mereka diajak untuk mengeluarkan pendapatnya, mereka curhat dan hal ini dilakukan secara kontinyu. Dengan kegiatan seperti ini, Insya Allah hasilnya positif.

Namun kegiatan mentoring saja tidak cukup. Hal ini harus dibarengi dengan keteladanan dari orangtua dan guru. Suasana positif yang dibangun di lingkungan sekolah menjadi sia-sia jika hubungan orangtua dengan anaknya di rumah tidak bagus. Harus ada kontrol ketat orangtua terhadap perangkat teknologi yang diberikan kepada anaknya karena di Negara maju saja hal itu diberlakukan. Komunikasi antara orangtua dan sekolah harus terus dibangun sehingga saling sinergi. Mari jaga anak-anak kita. Mereka adalah masa depan bangsa ini.

H. Kadarusman Somad, SH

Caleg DPRD Kota Bekasi Dapil Bekasi Barat-Medansatria dari PKS

Artikel ini telah dibaca 63 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Hari Buruh, Malapetaka itu bernama Omnibus Law Ciptaker

1 Mei 2025 - 21:05 WIB

Koperasi Desa Merah Putih Antara Peluang dan Tantangan

7 Maret 2025 - 23:31 WIB

Melindungi Remaja dengan Edukasi Komprehensif: Mengapa Penyediaan Alat Kontrasepsi Bukan Solusi?

7 Agustus 2024 - 20:32 WIB

PPDB Antara Intervensi Politik dan Dampak Luas Bagi Kerusakan Moral Bangsa

28 April 2024 - 18:08 WIB

Pendidikan Agama Sebagai Sarana Pengembangan Moral Anak Usia Dini

4 Desember 2023 - 16:50 WIB

Dampak Pembangunan Infrastruktur Di Wilayah Pesisir Terhadap Ekosistem Laut

4 Desember 2023 - 13:04 WIB

Trending di Opini