BEKASIMEDIA.COM Angka Perkawinan Anak di Indonesia Terus Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Menu

Mode Gelap
Heri Sholihin Menang, Kota Bekasi Punya Wali Kota Baru Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban

Nasional · 13 Jul 2025 13:59 WIB ·

Angka Perkawinan Anak di Indonesia Terus Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir


 Angka Perkawinan Anak di Indonesia Terus Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir Perbesar

BEKASIMEDIA.COM – Angka perkawinan anak di Indonesia terus menunjukkan tren penurunan dalam tiga tahun terakhir. Kementerian Agama (Kemenag) mencatat, jumlah pasangan di bawah usia 19 tahun yang menikah mencapai 8.804 pada 2022. Angka itu menurun menjadi 5.489 pada 2023, dan kembali turun menjadi 4.150 pasangan pada 2024.

Penurunan ini disebut tak lepas dari masifnya pelaksanaan program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) yang digulirkan Kemenag dalam beberapa tahun terakhir.

“Melalui BRUS, kami menanamkan pemahaman kepada remaja tentang pentingnya kesiapan mental, emosional, dan sosial sebelum memasuki usia pernikahan. Ini langkah strategis dalam membangun keluarga yang berkualitas sejak dari hulunya,” kata Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad, dalam keterangannya, Sabtu (12/7/2025).

Program BRUS menyasar para pelajar tingkat sekolah menengah, baik di sekolah umum maupun madrasah. Edukasi dilakukan melalui kolaborasi dengan penyuluh agama, narasumber dari Kantor Urusan Agama (KUA), hingga mitra lainnya.

Materi yang disampaikan dalam BRUS tidak hanya terbatas pada persoalan keagamaan, tetapi juga mencakup pendidikan karakter, kesehatan reproduksi, hingga bahaya pernikahan usia dini.

Menurut Abu Rokhmad, meningkatnya kesadaran masyarakat juga turut memperkuat dampak positif dari program ini.

“Banyak pihak kini paham bahwa kawin anak rentan menimbulkan persoalan serius, mulai dari perceraian dini, kekerasan rumah tangga, hingga risiko stunting pada anak,” ujarnya.

Abu menekankan, upaya menurunkan angka perkawinan anak tak bisa hanya disandarkan pada Kemenag semata. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif.

“Kami butuh dukungan lebih kuat dari sekolah, keluarga, tokoh agama, dan masyarakat untuk terlibat dalam mengedukasi remaja. Ini bukan hanya tugas Kemenag, tapi tanggung jawab bersama,” tegasnya.

Kemenag berharap, literasi remaja yang semakin baik tentang makna pernikahan yang matang dan bertanggung jawab akan terus mendorong penurunan angka perkawinan anak di Indonesia. (*)

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

PAUD Inklusif dan Kampanye GEMARIKAN: Seminar Parenting Akbar dalam Rangka Hari Anak Nasional 2025

3 Agustus 2025 - 09:36 WIB

Capaian Nyata BPJS Kesehatan, Bukti Pemerataan Layanan JKN Hingga ke Pedalaman

14 Juli 2025 - 17:32 WIB

Faridawaty Darland Atjeh Perkuat Diplomasi Kemanusiaan untuk Anak Disabilitas Indonesia-Turki di Istanbul

14 Juli 2025 - 08:11 WIB

Kemenag Luncurkan Program FOREMOST, Wujudkan Masjid Jadi Pusat Pembinaan Keluarga

9 Juli 2025 - 07:42 WIB

Agama Lebih Penting dari Ekonomi, Tegas KNPK dalam Seminar Nasional

8 Juli 2025 - 17:13 WIB

Satu Juta Warga Indonesia Siap Konvoi Damai Menembus Blokade Gaza

29 Juni 2025 - 06:07 WIB

Trending di Kemanusiaan