Oleh:
Syukur Sudani Hulu, S.E.,M.M.
(Ketua Harian Garuda Keadilan Kabupaten Bekasi)
Legenda sepak bola Manchester United dan timnas Prancis, Éric Daniel Pierre Cantona, beberapa hari lalu menyuarakan keberpihakannya kepada Palestina di hadapan ribuan orang dalam konser Together 4 Palestine di London, Kamis (17/9/2025).
“Empat hari setelah Rusia memulai perang dengan Ukraina, FIFA dan UEFA langsung membekukan sepak bola Rusia. Namun, sudah 716 hari sejak Amnesty International menyebut terjadi genosida di Gaza, Israel masih bebas berkompetisi. Kenapa ada standar ganda?” tegas Cantona kepada para penonton.
Isu standar ganda ini memang sangat sensasional. Ketika tragedi kemanusiaan terjadi di negara-negara Eropa atau negara sekutu Amerika, seluruh organisasi internasional dan dunia olahraga bersatu menunjukkan duka cita dan solidaritas. Para pemain Eropa mengheningkan cipta sebelum pertandingan sebagai bentuk penghormatan terhadap korban perang di Ukraina.
Namun, hal yang sama tidak terjadi ketika korban berasal dari negara-negara muslim. Palestina, misalnya, terus menjadi sasaran serangan Israel yang menimbulkan lebih dari 60.000 korban jiwa, termasuk anak-anak dan perempuan. Semua itu atas alasan pembentukan negara Israel sesuai klaim warisan leluhur mereka.
Tidak terlihat kesedihan yang sama dari negara-negara Eropa. Media sosial klub-klub Eropa pun terkesan acuh tak acuh. Selagi korban adalah muslim dan berasal dari negara Arab, mereka seolah membiarkan saja — mungkin dengan dalih, “Selama itu bukan kita, tidak masalah.”
Sebagai seorang muslim, tentu kita tidak boleh pesimis. Allah berfirman, “Janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-Zumar: 53).
Akhir-akhir ini, angin perubahan mulai berhembus. Negara-negara Eropa seperti Kanada, Inggris, Prancis, dan Australia yang sebelumnya condong ke pihak lain, kini menunjukkan dukungan kepada Palestina. Bendera Palestina pun berkibar di berbagai penjuru dunia.
Di PBB, hasil voting menunjukkan 142 negara mendukung kemerdekaan Palestina, 12 negara abstain, dan hanya 10 negara yang menolak, termasuk Amerika Serikat.
Ini adalah tanda dan kabar baik. Apakah ini akan menjadi akhir penderitaan rakyat Palestina? Ataukah do’a kaum muslimin di seluruh dunia akan diijabah oleh Allah SWT?
Ya Rabbana, Engkau Maha Membolak-balikan hati, tetapkanlah hati kami dalam ketaatan kepada-Mu dan berikanlah kemerdekaan bagi bangsa Palestina.
Rabu, 24 September 2025