BEKASIMEDIA.COM – Bekasi, Jamkesnews – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan telah membantu jutaan masyarakat, terutama para pekerja sektor formal untuk bisa mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Inilah yang dirasakan oleh Naromi (42), seorang karyawan perusahaan swasta yang terdaftar pada segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) sejak tahun 2014. Ditemui di kediamannya, wanita yang akrab di sapa Omi ini berbagi pengalaman dan manfaat yang dirasakannya dari adanya Program JKN ini, termasuk saat harus menjalani beberapa kali operasi besar.
“Saya otomatis didaftarkan oleh perusahaan sebagai peserta JKN, jadi setiap bulan iurannya dipotong dari gaji. Saya sudah beberapa kali operasi menggunakan BPJS Kesehatan. Pertama ketika saya keguguran dan harus kuret. Lalu saya juga pernah menjalani operasi kista ganglion di pergelangan tangan. Awalnya hanya benjolan kecil, tapi lama-kelamaan membesar dan menimbulkan rasa nyeri. Untungnya, semua biaya ditanggung oleh Program JKN, mulai dari konsultasi dokter, rawat inap, hingga kontrol setelah operasi dan obat-obatan semua ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” cerita Omi, Senin (11/11).
Omi menyampaikan walau secara umum ia merasa puas dengan layanan BPJS Kesehatan, namun ia menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan dari segi pelayanan JKN, terutama terkait antrean di rumah sakit dan terkait dengan administrasi. Sebenarnya sudah ada aplikasi Mobile JKN yang dapat mengakomodir kebutuhan peserta, namun menurutnya peserta belum paham terkait dengan penggunaan aplikasi Mobile JKN.
“Menurut saya berobat menggunakan BPJS Kesehatan prosesnya sangat mudah tapi memang beberapa hal masih harus ditingkatkan lagi. Saat ini sebenarnya sudah ada aplikasi Mobile JKN, tapi ketika saya berobat ke rumah sakit masih suka lihat antreannya panjang sekali, jadi pasien harus menunggu lama. Mungkin pasien belum mengetahui kalau sekarang sudah ada fitur Antrean Online di aplikasi Mobile JKN,” keluhnya.
Omi berharap program yang sudah berjalan selama satu dekade ini dapat terus berkembang dan memberikan layanan yang lebih baik lagi kepada peserta. Fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan juga dapat diperluas, terutama di daerah dengan akses pelayanan kesehatan yang terbatas. kemudian, yang terpenting menurutnya, BPJS Kesehatan dapat menyosialisasikan secara masif tentang penggunaan dan fitur-fitur pada aplikasi Mobile JKN ini kepada masyarakat, agar seluruh masyarakat mengetahui fungsi dari adanya aplikasi ini.
Saat ditanya mengenai layanan digital BPJS Kesehatan seperti aplikasi Mobile JKN, Omi mengaku sudah beberapa kali menggunakan aplikasi ini. Fitur favoritnya adalah fitur Antrean Online karena dinilai sangat mudah tanpa harus datang dan menunggu lama di faskes. Mengakhiri perbincangan, ia menyampaikan semoga kedepannya akan lebih banyak lagi pengembangan-pengembangan lain yang dapat menjadi sarana perbaikan layanan kesehatan yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
Dari pengalaman yang ia terima, Omi merasa puas dengan pelayanan BPJS Kesehatan. Meski ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, diharapkan bisa menjadi nsight baru bagi BPJS Kesehatan untuk daapat teris memberikan peningkatan terhadap pelayanan. Omi juga bersyukur karena sudah dua kali melakukan operasi, semua biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
“Semoga seluruh masyarakat Indonesia juga dapat merasakan manfaat dari hadirnya Program JKN ini. Program ini tidak hanya memberikan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau, tetapi juga memberikan ketenangan dan kemudahan dalam menghadapi masalah kesehatan. Meskipun begitu, harapannya agar kedepannya pelayanan JKN ini bisa terus ditingkatkan dan dioptimalkan terutama dalam hal antrean layanan di faskes dan terkait pengurusan administrasi,” tutupnya.
(Adv./Humas)