BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Heri Sholihin Menang, Kota Bekasi Punya Wali Kota Baru Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban

Kesehatan · 27 Des 2023 19:03 WIB ·

Pemerhati Kesehatan Kota Bekasi Gelar Seminar untuk Keluarga dan Orang Dengan Skizofrenia


 Pemerhati Kesehatan Kota Bekasi Gelar Seminar untuk Keluarga dan Orang Dengan Skizofrenia Perbesar

BEKASIMEDIA.COM – Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) menggelar seminar mini untuk Keluarga dan Orang Dengan Skizofrenia bersama dr. Rivo Mario Warouw Lintuuran, Sp.KJ berlangsung di Saung Kang Oban Jalan Gondang raya, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi Selasa, (12/12/2023).

“Hari ini kita mengadakan kegiatan bagi Orang Dengan Skizofrenia (ODS) dan Orang Dengan Bipolar (ODB). Hadir juga keluarganya yang melakukan seminar mini untuk pengenalan terhadap gangguan kesehatan jiwa dan gangguan kesehatan mental supaya masyarakat atau lingkungan keluarganya agar dapat mendeteksi penyakit tersebut,” ujar Pemerhati Kesehatan Kota Bekasi, Dr. dr. Titi Masrifahati.,M.K.M., M.A.R.S.

Calon Anggota Legislatif asal PKS untuk DPR RI, Dapil Kota Bekasi dan Kota Depok ini mengatakan dirinya memfasilitasi terhadap kinerja rekan rekan yang melakukan perawatan terhadap ODS dan ODB dan juga melakukan pendampingan di wilayahnya masing masing.

“Hal ini pertama kali dilakukan oleh rekan rekan kami dari Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kota Bekasi. Mudah mudahan kedepannya akan dilakukan juga di wilayah wilayah lain supaya gangguan jiwa, gangguan kesehatan mental ini dapat dideteksi secara awal dan penangannannya jadi lebih mudah,” katanya.

Menurutnya, sejatinya mereka adalah orang-orang yang perlu meraih kesetaraan dengan masyarakat lain dan mempunyai hak untuk hidup dan survive bersama dengan keluarga dan lingkungannya.

Sementara itu, dr. Rivo Mario Warouw Lintuuran Sp.KJ selaku narasumber pembicara acara ini menjelaskan Program Psikoedukasi ini untuk mengajak masyarakat Kota Bekasi bersama sama untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang gangguan jiwa khususnya skizofrenia.

“Mungkin banyak orang diluar sana masih memiliki pemahaman bahwa skizofrenia itu orang orang yang cenderung kacau, gelisah, tidak terurus, mudah mudahan pemahaman itu bisa berubah dan diketahui lebih banyak lagi apa itu psiko premia, gejalanya, bagaimana terjadi dan bagaimana penanggulangannya seperti apa saya rasa pasien, keluarga maupun masyarakat itu bisa sama sama saling menunjang sehingga mereka dengan gangguan jiwa ini bisa diobati bahkan bisa mencapai sembuh dan sehat serta berfungsi layaknya masyarakat awam yang tidak ada gangguan,” katanya.

Ada beberapa gejala skizofrenia ini antara lain;

Pertama, gejala yang nampak itu cenderung gelisah, bicara sendiri, merasa pikiran ada yang aneh, mencurigai sekitar mereka, mendengar halusinasi ada suara suara dari sumber yang tidak jelas tapi mereka yakin suara itu ada itu sangat mengganggu.
Mereka meyakini ada orang yang akan berniat jahat, meyakini yang berubah bentuk, atau

gejala yang berikutnya gejala negatif, mereka cenderung tidak mau bicara, tidak mau berinisiatif tidak bersosialisasi.

Gejala ketiga, gejala kognitif pikiran menjadi kosong tidak bisa mengambil keputusan, tidak bisa fokus dan konsentrasi

Gejala terakhir emosi berlebihan dan mudah marah dan mengamuk, mudah takut dan takut yang berlebihan, paranoid atau tidak ada ekspresi sama sekali

Saran dan langkah-langkah menanggulangi akibat stigma masyarakat

“Di tingkat masyarakat bahwa ada yang mengetahui gejala- gejala seperti itu langkah pertama adalah bagaimana kita tidak menambah stres kepada ODS nya, caranya kita kita tidak menstigma, tidak memarahi, tidak mengucapkan kata-kata negatif tetapi mengajak mereka untuk bagaimana menenangkan dan mengajak untuk mendapatkan bantuan medis,” ujarnya.

Usia mereka yang terkena umumnya bagi laki-laki 15 sampai dengan 25 tahun sedangkan untuk perempuan 20 Sampai 30 tahun atau cenderung usia dewasa muda.

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Asti: Program JKN Berperan Penting Bantu Pasien Disabilitas

30 Desember 2024 - 12:36 WIB

Ini Harapan Jisa Bagi Program JKN

30 Desember 2024 - 12:32 WIB

Fachry: Semua Mudah Dengan Aplikasi Mobile JKN

19 Desember 2024 - 10:45 WIB

Mobile JKN jadi Solusi Tepat Akses Layanan Kesehatan

18 Desember 2024 - 19:14 WIB

Penyandang Disabilitas ini Merasa Tenang Dilindungi Program JKN

18 Desember 2024 - 19:11 WIB

Aldi: Pelayanan Makin Mudah dengan Aplikasi Mobile JKN

18 Desember 2024 - 19:08 WIB

Trending di Advertorial