BEKASIMEDIA.COM – Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) menggelar seminar mini untuk Keluarga dan Orang Dengan Skizofrenia bersama dr. Rivo Mario Warouw Lintuuran, Sp.KJ berlangsung di Saung Kang Oban Jalan Gondang raya, Kelurahan Cimuning, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi Selasa, (12/12/2023).
“Hari ini kita mengadakan kegiatan bagi Orang Dengan Skizofrenia (ODS) dan Orang Dengan Bipolar (ODB). Hadir juga keluarganya yang melakukan seminar mini untuk pengenalan terhadap gangguan kesehatan jiwa dan gangguan kesehatan mental supaya masyarakat atau lingkungan keluarganya agar dapat mendeteksi penyakit tersebut,” ujar Pemerhati Kesehatan Kota Bekasi, Dr. dr. Titi Masrifahati.,M.K.M., M.A.R.S.
Calon Anggota Legislatif asal PKS untuk DPR RI, Dapil Kota Bekasi dan Kota Depok ini mengatakan dirinya memfasilitasi terhadap kinerja rekan rekan yang melakukan perawatan terhadap ODS dan ODB dan juga melakukan pendampingan di wilayahnya masing masing.
“Hal ini pertama kali dilakukan oleh rekan rekan kami dari Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kota Bekasi. Mudah mudahan kedepannya akan dilakukan juga di wilayah wilayah lain supaya gangguan jiwa, gangguan kesehatan mental ini dapat dideteksi secara awal dan penangannannya jadi lebih mudah,” katanya.
Menurutnya, sejatinya mereka adalah orang-orang yang perlu meraih kesetaraan dengan masyarakat lain dan mempunyai hak untuk hidup dan survive bersama dengan keluarga dan lingkungannya.
Sementara itu, dr. Rivo Mario Warouw Lintuuran Sp.KJ selaku narasumber pembicara acara ini menjelaskan Program Psikoedukasi ini untuk mengajak masyarakat Kota Bekasi bersama sama untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang gangguan jiwa khususnya skizofrenia.
“Mungkin banyak orang diluar sana masih memiliki pemahaman bahwa skizofrenia itu orang orang yang cenderung kacau, gelisah, tidak terurus, mudah mudahan pemahaman itu bisa berubah dan diketahui lebih banyak lagi apa itu psiko premia, gejalanya, bagaimana terjadi dan bagaimana penanggulangannya seperti apa saya rasa pasien, keluarga maupun masyarakat itu bisa sama sama saling menunjang sehingga mereka dengan gangguan jiwa ini bisa diobati bahkan bisa mencapai sembuh dan sehat serta berfungsi layaknya masyarakat awam yang tidak ada gangguan,” katanya.
Ada beberapa gejala skizofrenia ini antara lain;
Pertama, gejala yang nampak itu cenderung gelisah, bicara sendiri, merasa pikiran ada yang aneh, mencurigai sekitar mereka, mendengar halusinasi ada suara suara dari sumber yang tidak jelas tapi mereka yakin suara itu ada itu sangat mengganggu.
Mereka meyakini ada orang yang akan berniat jahat, meyakini yang berubah bentuk, atau
gejala yang berikutnya gejala negatif, mereka cenderung tidak mau bicara, tidak mau berinisiatif tidak bersosialisasi.
Gejala ketiga, gejala kognitif pikiran menjadi kosong tidak bisa mengambil keputusan, tidak bisa fokus dan konsentrasi
Gejala terakhir emosi berlebihan dan mudah marah dan mengamuk, mudah takut dan takut yang berlebihan, paranoid atau tidak ada ekspresi sama sekali
Saran dan langkah-langkah menanggulangi akibat stigma masyarakat
“Di tingkat masyarakat bahwa ada yang mengetahui gejala- gejala seperti itu langkah pertama adalah bagaimana kita tidak menambah stres kepada ODS nya, caranya kita kita tidak menstigma, tidak memarahi, tidak mengucapkan kata-kata negatif tetapi mengajak mereka untuk bagaimana menenangkan dan mengajak untuk mendapatkan bantuan medis,” ujarnya.
Usia mereka yang terkena umumnya bagi laki-laki 15 sampai dengan 25 tahun sedangkan untuk perempuan 20 Sampai 30 tahun atau cenderung usia dewasa muda.