BEKASIMEDIA.COM – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengimbau para orangtua agar memantau dan mengawasi anaknya saat perayaan tahun baru 2020, termasuk memastikan interaksi anak dengan orang lain dan di mana tempatnya. Hal ini dijelaskan oleh Jasra Putra, komisioner KPAI bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak.
Jasra menyatakan, anak yang bepergian sendirian dalam pergantian tahun baru sangat rawan terjebak aksi-aksi kejahatan. Bisa juga terpisah dari orangtua karena kerumunan massa yang bergabung dalam perayaan tersebut.
“Oleh sebab itu diharapkan orang tua bisa mendampingi mereka sehingga tetap terlindungi, aman dan nyaman,” kata Jasra.
“Sebagian anak-anak saat ini atau anak millennial suka bepergian bersama teman-temannya tanpa didampingi orang dewasa, bahkan mereka pergi tanpa sepengetahuan orang tua. Sehingga tak heran sering terjadi hal-hal yang tidak diinginkan menimpa anak saat perayaan tahun baru. Maka masyarakat yang merayakan pergantian tahun baru diminta untuk memberikan perhatian, perlindungan bersama dan peduli kepada hal-hal yang bisa membahayakan anak,” imbuhnya.
KPAI meminta kepada pemerintah, pihak keamanan, termasuk masyarakat untuk bersama menjaga keamanan dan ketertiban, termasuk mewaspadai aksi kejahatan dengan modus dan model beragam yang membahayakan anak.
“Komitmen kita dalam perlindungan anak oleh semua pihak pada pergantian tahun baru adalah bentuk nyata keberpihakan kepentingan terbaik untuk anak,” tegasnya.
Selanjutnya dalam penyambutan tahun baru biasanya masyarakat dan termasuk anak-anak menyalakan kembang api sebagai wujud perayaan tahun baru. Oleh sebab itu, KPAI juga meminta orangtua untuk tidak memfasilitasi menyalakan kembang api serta mercon dan sejenisnya.
“Menurut data, setiap pergantian tahun baru ada korban yang berjatuhan. Misalnya tahun 2014 delapan anak di Jakarta terkena ledakan mercon dan dirawat di rumah sakit, daerah Bogor ada yang hampir mengalami putus jari tangan, begitu juga dengan tahun yang sama 1 bayi meninggal terkena ledakan mercon,” tambahnya.
Pada momen pergantian tahun 2018 seorang bocah berusia 5 tahun meninggal setelah terkena petasan kembang api di Sulawesi Utara. Insiden itu tepatnya terjadi pada Minggu, 31 Desember 2017, sekitar pukul 23.00 WITA. Saat itu, orang tua dan neneknya tengah asik menyantap mie di sebuah tenda di Kecamatan Kotamobagu. Tiba-tiba sebuah petasan kembang api yang tengah dipasang warga untuk menyambut pergantian tahun terjatuh dan mengarah ke tenda tersebut. Saat terdengar ledakan, bocah 5 tahun tiba-tiba langsung terjatuh dari tempat duduknya dan tak sadarkan diri serta meninggal dunia di RSUD Pobundayan.
“Kita apresiasi kepada Pemerintah Daerah yang memberikan perhatian khusus terkait pengaturan kegiatan tahun baru bagi masyarakat yang merayakan, semoga pengaturan ini diharapkan bisa memperhatikan aspek perlindungan dan keselamatan anak dalam mengikuti pergatian tahun baru tersebut. Upaya-upaya pencegahan perlu dilakukan sejak dini, agar anak terhindar dari dampak-dampak buruk dalam pergantian tahun baru tersebut. Seperti memastikan pusat-pusat hiburan yang dikunjungi anak tidak terjadi pesta narkoba, seksual dan kegiatan lain yang berdampak negatif bagi tumbuh kembang anak.Tentu kita sangat menyarankan kepada orang tua untuk membuat kegiatan edukatif dan menyenangkan bersama anak dalam pergantian tahun baru bagi yang merayakan.” pungkasnya. (*)