BEKASIMEDIA.COM – Ketua Rumah Keluarga Indonesia (RKI) Kota Bekasi, Ii Marlina mengaku prihatin dengan tingginya angka penderita HIV/Aids di kota Bekasi. Hal ini, kata Ii sangat mengejutkan dan menjadi PR besar bersama, terutama kaitannya dengan ketahanan keluarga sebagai lingkup kecil sebuah negara.
“Ini jelas merupakan keprihatinan yang mendalam kami atas fenomena tersebut. Penyebab-penyebab HIV/AIDS di antaranya adalah penyimpangan seksual yang terjadi di masyarakat, ini yang mendorong kami untuk terus meluaskan jangkauan edukasi dan sosialisasi akan bahaya penyimpangan seksual ini sehingga masyarakat memiliki sikap preventif dan sama-sama menjaga ketahanan keluarga,” ujar Ii saat dihubungi, Kamis (5/12/2019).
Terkait stigma buruk terhadap anak-anak dengan HIV Aids, Ii menyatakan sebetulnya hal terdebut bisa dimaklumi karena minimnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara bersikap menghadapi Orang dengan HIV/Aids (ODHA).
“Misalnya, masyarakat belum banyak yang tahu bagaimana penularan bisa terjadi karena HIV Aids sendiri masih menjadi momok yang menakutkan di kalangan masyarakat. HIV Aids dianggap penyakit yang memalukan atau aib dan belum ada obatnya,” ujar Ii.
Oleh karena itu Ii menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, mengupas tuntas masalah HIV Aids ini.
“Insya Allah dengan edukasi dan sosialisasi yang terus menerus akan lebih memudahkan dan membuka kesadaran masyarakat untuk bisa lebih bijak mendampingi penderita ODHA. Karena seharusnya masyarakat atau orang terdekat mengarahkan mereka ke arah yang lebih bermanfaat untuk hidupnya,” sambung Ii.
Kaitannya dengan Ketahanan Keluarga yang selama ini menjadi concern RKI dalam melayani masyarakat, Ii menyatakan ketahanan keluarga bisa ikut mencegah masalah tersebut, mengapa? Karena keluarga adalah benteng pertama untuk menumbuhkan kesadaran tentang pergaulan yang sehat jika ada hubungan dan komunikasi serta bonding yang baik antara anggota keluarga.
“Jika komunikasi terjalin dengan baik di dalam keluarga maka akan timbul rasa nyaman yang akan berdampak, setiap anggota keluarga tidak akan mencari pelampiasan ketidaknyamanannya di luar rumah dengan tanpa memperhatikan norma-norma dalam masyarakat, di mana ini akan menjaadi awal terjadinya penyimpangan seksual,” tukasnya.
Berkaitan dengan ini RKI terus mempersiapkan penyuluh-penyuluhnya untuk turun langsung ke masyarakat guna mengedukasi sehingga masyarakat sadar dan peduli akan masalah-masalah seperti ini, terutama tentang HIV Aids. (anr)