BEKASIMEDIA.COM – Diskusi Publik Terbatas bersama Komunitas Media Online Indonesia (Komodo) Bekasi yang bertema pengelolaan sampah di Kota Bekasi dan Kota Depok digelar di Facetime Coffee, Perumnas III Arenjaya Bekasi Timur, Jumat (12/11/2018).
Hadir sebagai pembicara dalam diskusi sekaligus bedah buku ini di antaranya Ketua Umum Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI) Bagong Suyoto, Aktivis Pemuda Ahmad Dzulqarnain dan Aktivis Jaringan Media Profetik Sapto Waluyo.
Dalam pemaparannya, Bagong Suyoto yang puluhan tahun berpengalaman langsung menangani sampah, menjelaskan secara detail masalah apa saja yang terjadi seputar sampah. Dimulai dari hulu hingga ilir.
Bagong menyoroti budaya masyarakat yang perlu terus diedukasi. “Masyarakat kita masih banyak yang jorok. Buang sampah sembarangan. Ke selokan, ke kali, gak mau memilah sampah. Ini yang harus terus dilakukan penyadaran.”
Selanjutnya, Bagong yang tinggal di dekat TPSA Bantargebang meminta aktivis lingkungan tidak hanya pintar mengkritik para pihak yang berurusan dengan sampah, tetapi juga langsung terjun ke lapangan melihat permasalahan sebenarnya.
Tentang regulasi atau peraturan perundang-undangan, Bagong menilai sudah banyak aturan yang mengatur tentang sampah, namun yang diperlukan adalah konsistensi pihak terkait dalam aplikasinya.
Mengenai Bank Sampah, Bagong menyebutkan animo masyarakat sangat besar namun dukungan dari pemerintah daerah masih kurang. “Ramainya jelang Pilkada saja, bank sampah di-support kelurahan kecamatan, abis itu selesai.”
Bagong berharap semua pihak serius mengurus sampah, tidak melihat sampah dari segi proyek saja tetapi harus melihatnya sebagai kebutuhan pokok karena semakin hari semakin bertambah tonase sampah yang dikirim ke TPSA.
“Harusnya sampah yang dikirim ke TPS akhir itu semakin berkurang jika proses pemilahan dilakukan, tapi kenyataannya belum. Ini yang harus diperbaiki,” katanya. (eas)