BEKASIMEDIA.COM – Aktivis pesantren Kota Bekasi, Gus Eri Mutawalli mengapresiasi langkah Pemkot Bekasi yang membatalkan acara berbau LGBT bertajuk ‘Rising the Queen’ yang dijadwalkan berlangsung di Bekasi Junction Mall, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, pada Kamis (26/9/2024).
Menurut Gus Eri, acara tersebut tidak sesuai dengan jatidiri Kota Bekasi yang lekat dengan nilai-nilai Islam. “Apalagi Bekasi ini dikenal sebagai kota santri dan banyak pesantren, majelis taklim dan kalangan komunitas Islam. Jadi ini sangat menyinggung etika, tatanan kehidupan sosial bahkan agama. Tentunya ini harus ditolak,” ungkap Gus Eri, Rabu (25/9/2024).
Dikatakan Gus Eri, agar hal serupa tidak kembali terjadi maka perlu pengawasan lebih dari berbagai elemen masyarakat.
“Ini tentu menjadi pelajaran bagi kita kedepannya. Ini bukan hanya tugas pemerintah tapi juga masyarakat, tokoh masyarakat mengawasi hal-hal seperti itu,” jelas Gus Eri.
Perhelatan berbau LGBT, lanjut Gus Eri, tidak bisa ditoleransi dengan dalih apapun. Sebagai masyarakat agamis, elemen Kota Bekasi wajib menolak kegiatan LGBT.
Gus Eri menilai, tidak hanya Islam saja yang melarang LGBT. Agama-agama lain pun melarang.
Menurut Gus Eri, pelaku LGBT ini perlu mendapat pembinaan hingga kembali ke jalan yang benar.
“Selain menolak kegiatannya, orang-orangnya juga perlu dikasih pembinaan. Dikasih pengertian. Hal seperti ini bisa dibilang penyakit. Peran Pemkot bersama ormas Islam membina kaum LGBT sehingga mereka bertaubat kembali kepada jalan yang benar,” katanya.
Gus Eri juga menegaskan bahwa respon cepat pemerintah Kota Bekasi menolak kegiatan LGBT selain menjadi
“Tentunya ini menjadi spirit bagi daerah lain dan saya kira ini juga bukan hanya agama Islam yang menolak tapi juga agama lain tidak mentolerir kegiatan seperti ini. Karena agama di belahan dunia manapun tidak mengakui adanya LGBT, qodarullah Allah hanya menciptakan manusia laki laki dan perempuan berpasang pasangan,” pungkasnya. (Denis)