BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban Dishub Kota Bekasi Batasi Operasional Kendaraan Besar, Khusus Kendaraan Sumbu Tiga Keatas

Akademia · 5 Sep 2024 21:45 WIB ·

Mahasiswa Universitas Teknologi Digital Jadikan Karya Wisata Cara Baru Observasi Kehidupan Masyarakat


 Mahasiswa Universitas Teknologi Digital Jadikan Karya Wisata Cara Baru Observasi Kehidupan Masyarakat Perbesar

BEKASIMEDIA.COM – Karya wisata merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat membuat mahasiswa lebih bersemangat dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran di perkuliahan. Karya wisata yang dilakukan oleh mahasiswa memberikan makna bahwa karya wisata ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa mengobservasi, mendapatkan informasi, serta menganalisis dan mengkaji segala hal yang dilakukan secara langsung. Hal inilah yang dilakukan oleh mahasiswa Magister Manajemen Inovasi Universitas Teknologi Digital.

Girl in a jacket

Karya wisata juga memberikan makna bahwa membawa mahasiswa kepada objek-objek tertentu yang telah ditentukan yang kemudian hal tersebut sebagai pengayaan dalam suatu pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh mahasiswa di kelas.

Desa Wonodadi (Jawa Tengah), Desa Mentoro (Jawa Timur), dan Kalurahan Temuwuh (DI Yogyakarta) merupakan 3 desa dari 3 provinsi yang berbeda yang telah diobservasi dan pada kesimpulannya adalah keberhasilan suatu kunjungan lapangan dalam karya wisata sangat bergantung kepada seberapa baiknya perencanaan yang dilakukan.

Karya wisata yang dilakukan oleh penulis merupakan karya wisata yang dilakukan di 3 provinsi ( Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY Yogyakarta) pada tanggal 05-07 Januari 2024 yang di dalamnya penulis melakukan observasi dan analisis pada salah satu desa yang ada di dalam provinsi tersebut yang kemudian dikaitkan dengan pembahasan yang sedang dibahas dalam matakuliah yang diampu untuk kemudian bisa memberikan inovasi pada desa-desa yang dijadikan objek kunjungan

Secara Geografis dan secara administratif Desa Wonodadi merupakan salah satu dari 449 Desa di Kabupaten Kebumen, dan memiliki luas wilayah 492.900 Hektar Secara topopografis treletak pada ketinggiaan 300 meter diatas permukaan air laut.

Kata “Wono” artinya adalah hutan dan “dadi” artinya jadi. Desa Wonodadi maknanya adalah hutan yang menjadi desa. Sebelum menjadi satu, dahulu terdapat dua desa yaitu desa Blanakan dan Desa Karangwuni namun saat ini dua desa tersebut berubah menjadi suatu dusun yaitu Dusun Blanakan dan Dusun Karangwuni.

Desa Wonodadi mempunyai berbagai macam agama di dalamnya seperti agama Islam, Kristen, Budha dan penganut kepercayaan. Agama di desa Wonodadi berdasarkan data yang ada menyatakan bahwa sebagian besar warga Wonodadi beragama Islam.

Desa Wonodadi merupakan salah satu desa di Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen. Usia warga di desa wonodadi baik laki-laki maupun perempuan di dominasi oleh golongan usia muda atau produktif, yakni antara usia 20-4- tahun, sedangkan masyarakat yang sudah berusia lanjutdi desa wonodadi mencapai 441 orang.

Secara garis besar, kehidupan masyarakat di desa ini ditopang oleh hasil pertanian mereka yaitu kelapa untuk selanjutnya dimanfaatkan sebagai produk olahan berupa gula cetak dan gula semut. Selain produk olahan dari kelapa juga terdapat beberapa jenis 6 UMKM yang lain seperti retail/ toko, penjual kayu, produk olahan lokal; kripik pisang, kripik singkong, dan leper

Wisata di Desa wonodadi terbagi menjadi 2 yaitu Wisata Alam dan Wisata Religi. Desa Wonodadi memiliki beberapa tempat wisata alam, diataranya adalah wisata gunung Tugel, curug, dan goa

Wonodadi memiliki kegiatan seni dan budaya untuk menjaga kebudayaan yang sudah dimiliki sejak dulu. Warga Desa Wonodadi turut ikut serta menjadi bagian dari berbagai kelompok.

Intisari dari karya tulis yang disusun oleh : Fachrizza Mudzakky, S.H.

(*)

Artikel ini telah dibaca 20 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Menggapai Masa Depan Tanpa Bullying: Deklarasi Anti-Bullying di Sekolah Dasar Demi Generasi yang Cemerlang

13 November 2024 - 22:10 WIB

Mahasiswa Pariwisata LSPR Ubah Ampas Kopi Jadi Produk Kecantikan, Dukung Pariwisata Berkelanjutan

8 November 2024 - 15:58 WIB

Sekolah Elit Tidak Masuk Dalam Program Sekolah Gratis di Jakarta

7 November 2024 - 13:35 WIB

Ngintip Destinasi Wisata Ruang Limpah Sungai Pondokranggon Di Timur Jakarta

6 November 2024 - 14:34 WIB

Peran dan Dampak Media Daring dalam Perkembangan dan Kemajuan Bahasa Indonesia

5 November 2024 - 15:52 WIB

LSPR Institute Launching Video Interaktif dan Pameran Batik Kota Bekasi

5 November 2024 - 12:35 WIB

Trending di Akademia