BEKASIMEDIA.COM – Dukungan dan peran serta emerintah sangat menentukan dalam pencapaian tujuan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tidak hanya peran pemerintah pusat, namun peran pemerintah daerah dan stakeholder lainnya juga sangat penting dalam menyukseskan pelaksanaan Program JKN, agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Ani Andriani (50) adalah salah satu masyarakat yang telah merasakan manfaat dari hadirnya Program JKN. Ditemui di kediamannya, dirinya menceritakan pengalamannya saat didiagnosa terkena penyakit kanker payudara dan telah menjalani tiga belas kali radiasi di salah satu rumah sakit di wilayah Kota Bekasi.
Ani bercerita bahwa dirinya didiagnosa terkena kanker payudara stadium 2a sejak tahun 2022 dan sudah menjalani penyinaran radiasi. Awalnya, Ani sudah menjalani pengobatan ke rumah sakit di wilayah Kabupaten Bekasi, namun karena dirinya harus menjalani radiasi, akhirnya Ani dirujuk ke salah satu rumah sakit yang ada di wilayah Kota Bekasi.
“Saya pikir akan dipersulit ketika harus dirujuk ke rumah sakit lain, tapi kenyataannya tidak sama sekali, saya diperlakukan dengan baik, proses radiasi pun sangat mudah dan tidak ada perbedaan antara saya sebagai peserta BPJS Kesehatan dengan peserta umum lainnya. Selama menjalani perawatan radiasi pun saya tidak membayar biaya sepeserpun,” jelas Ani.
Dengan mata yang berkaca-kaca, Ani mengaku sangat beruntung menjadi peserta BPJS Kesehatan. Semua biaya pengobatan dan radiasi semua ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Rutin melakukan pemeriksaan, membuat ia tidak khawatir akan biaya yang dikeluarkan.
“Ketika saya tahu, menderita kanker payudara stadium 2a dan harus menjalani pengobatan, saya merasa sangat khawatir dengan biayanya. Tapi beruntunglah saya telah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Mulai dari tindakan operasi sampai dengan radiasi saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun. Senang sekaligus haru juga saat itu, saya sempat berpikir bagaimana kalau saya tidak memiliki jaminan kesehatan, bagaimana kalau saya tidak mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, pasti saya harus mengeluarkan uang yang banyak untuk biaya berobat,” jelasnya.
Terdaftar sebagai peserta mandiri, Ani mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan karena telah menjamin seluruh pengobatannya. Ia dan keluarga bersyukur karena telah menjadi peserta Program JKN sejak lama. Ia berharap BPJS Kesehatan dapat terus hadir di tengah masyarakat agar seluruh masyarakat juga dapat merasakan manfaat Program JKN. Menutup perbincangan, Ani mengatakan bahwa ia selalu menghimbau kepada kerabat dan tetangga agar segera mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan sebagai proteksi diri ketika sedang sakit.
“Alhamdulillah, terima kasih BPJS Kesehatan karena operasi kanker payudara dan radiasi saya yang ke-13 ini berjalan lancar, tidak ada diskrimimasi, tidak dipersulit dan yang paling penting tidak ada biaya yang keluar dari kantong pribadi, semuanya ditanggung. Kalau tidak ada BPJS Kesehatan, saya pasti bingung mencari biaya pengobatan saya. Bersyukur sekali saya dan keluarga sudah terdaftar sebagai peserta Program JKN ini sejak lama,” sebut Ani.
Dari pengalaman yang dialami, Ani njuga menginfromasikan ke seluruh anggota keluarga, kerabat hingga tetangganya untuk memiliki jaminan kesehatan serta tidak lupa untuk membayar iurannya agar tetap aktif jadi sewaktu-waktu bisa langsung digunakan. Ia merasa bahwa iuran yang dibayarkan tiap bulannya tidak sebanding dengan biaya perawatan yang selama ini dijalani olehnya.
“iuran yang saya bayarkan tidak sebanding dengan biaya menjalani operasi dan penyinaran radiasi, belum lagi obat-obatan yang harus saya minum. Terbayang berapa besar biaya yang harus dikeluarkan kalau berobat tidak pakai JKN. Hanya dengan hanya membayar iuran 150 ribu setiap bulan, kesehatan saya sudah dijamin oleh Program JKN. Harapan saya semoga BPJS Kesehatan terus ada agar seluruh masyarakat di Indonesia bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan layak,” tutupnya. (HP/dw)