BEKASIMEDIA.COM – Samsudin merasa erupsi Semeru ini seperti mimpi. Ia tidak pernah menyangka rumahnya, ternaknya habis hanya dalam waktu satu hari.
Ia tidak menduga tempat bersemayam Pandawa Lima menurut legenda Jawa itu mengeluarkan lahar dari perutnya.
Lahar dingin bercampur lumpur itu menenggelamkan rumah dan ternak-ternaknya.
“Tidak ada pemberitahuan ada erupsi. Tiba-tiba saja terjadi. Saya melihat dari atas lahar dingin menuju ke desa kami. Cepat sekali,” katanya yang saat itu sedang bekerja membawa pasir.
Ia bersyukur seluruh anggota keluarganya selamat. Dan kini, 12 anggota keluarganya itu tinggal di pengungsian.
“Ini sudah takdir. Bagaimana lagi, yang penting semua selamat dulu. Meski saya bingung nanti kerja apa ke depan. Menunggu Semeru tidak batuk-batuk lagi,” ujarnya.
Ia berterima kasih kepada relawan dan pemerintah yang cepat membantu desanya.
“Alhamdulillah, banyak pasokan sembako. Saat ini kami membutuhkan tikar dan pampers,” katanya.
Samsudin masih bolak-balik ke desanya membantu tim SAR mencari tetangganya yang menjadi korban dari erupsi Semeru, sembari mengeluarkan lumpur yang menenggelamkan hartanya.
Laporan Relawan Kemanusiaan Teladanku pada Bencana Erupsi Gunung Semeru
(Ilham)