BEKASIMEDIA.COM – Siapa bilang berbisnis hanya urusan anak jurusan bisnis? Mahasiswa Ilmu Komunikasi President University membuktikan bahwa kemampuan berwirausaha bisa dipelajari dan diterapkan, meski bukan berasal dari latar belakang bisnis.
Dalam ajang tahunan Economic Survival Exhibition bertema “Exploring Tomorrow: From Space to Showcase,” mahasiswa angkatan 2024 dari kelas COMM 3 hadir dengan konsep bisnis kuliner bernama Buibui sebuah brand yang menawarkan gyoza premium dan salad sehat.
Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (14/5/2025) di President University Convention Center (PUCC), diikuti oleh berbagai kelompok mahasiswa yang menjual beragam produk barang dan jasa hasil ide dan kerja keras mereka selama satu tahun.
Event ini merupakan puncak dari mata kuliah Economic Survival, yang dirancang untuk memberikan pengalaman langsung tentang cara mendirikan dan menjalankan bisnis. Mulai dari membuat produk, menyusun laporan keuangan, membangun brand, hingga menyusun strategi pemasaran semuanya dilakukan oleh mahasiswa.
Salah satu booth paling menarik perhatian pengunjung adalah Buibui. Mereka menyajikan gyoza dengan aneka varian saus serta salad segar, yang ludes terjual hanya dalam waktu empat jam. Dari pukul 10.00 hingga 14.00, mereka berhasil menjual lebih dari 250 buah gyoza dan 12 pack salad dengan harga yang terjangkau.
“Empat gyoza cuma Rp13.000, enak banget! Seharusnya harganya bisa dinaikkan,” ujar Nindy, salah satu pengunjung yang puas.
Yang membuat Buibui menonjol bukan hanya soal rasa, tapi juga kekuatan strategi dan cerita di balik brand mereka. Mulai dari konsep tester, harga bundling, pilihan saus yang variatif, hingga nama “Buibui” yang unik dan mudah diingat. Slogan mereka pun menarik: “Sedia Buibui sebelum lapar!”
Sebelum mengikuti exhibition, tim Buibui sudah sempat melakukan uji coba pasar lewat penjualan batch pertama di bulan Oktober. Dari situ, mereka mendapat banyak masukan terkait rasa, harga, hingga kemasan produk. Evaluasi tersebut menjadi dasar perbaikan yang diterapkan saat exhibition berlangsung.
Nadya, selaku operational manager tim COMM 3, menjelaskan bahwa keterlibatan mereka dalam acara ini bukan sekadar praktik jualan.
“Kami belajar banyak. Mulai dari membangun brand, menyusun strategi pemasaran, mengelola komunikasi dengan konsumen, hingga membuat laporan keuangan. Semua dilakukan sendiri, dari nol. Ini praktik nyata dari apa yang kami pelajari selama ini,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi President University tak hanya kuat dalam teori, tapi juga mampu merancang, mengelola, dan menyampaikan nilai produk secara efektif.
“Branding dan storytelling itu kekuatan utama kami. Kami belajar membangun relasi dengan konsumen, menyampaikan pesan menarik, dan menciptakan pengalaman berkesan,” tambahnya.
Keterlibatan mahasiswa non-bisnis dalam ajang seperti ini menjadi pengingat bahwa dunia kewirausahaan terbuka bagi siapa saja. Di President University, mahasiswa berbagai jurusan dibekali pemahaman tentang strategi bisnis, manajemen proyek, serta kemampuan berpikir kreatif dan solutif—bekal penting di dunia profesional.
Dengan semangat collaborative learning dan real-world experience, Program Studi Ilmu Komunikasi mendorong mahasiswa untuk berani mencoba, gagal, dan terus belajar. Inilah yang menjadikan President University tak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga pada pembentukan lulusan yang adaptif dan inovatif.
Penulis: Nadya Azzahra Karinia Fajar
