BEKASIMEDIA.COM – Pindah gerbong partai pada Pileg 2024 diakui Anggota DPRD Kota Bekasi, H. Ahmad Ushtuchri tidak menyurutkan basis pendukungnya. Ia bahkan mencermati kedewasaan pendukungnya dan menilai kecerdasan dalam memilih sosok atau figurnya yang sudah memiliki track record panjang dan kerja nyata sebagai wakil rakyat.
“Soal pindah bendera dalam pencalegan saya, setelah saya mencermati dalam masa kampanye ini, alhamdulillah masyarakat masih tetap komitmen mendukung karena saya melihat masyarakat sekarang semakin tambah cerdas, yang dipilih adalah figur bukan sekedar bendera,” ujarnya kepada bekasimedia.com usai acara Peringatan Haul ke 53 Almarhum Almaghfurllah KH. Muchtar Thabrani, Rais Syuriah NU pertama Bekasi di Ponpes Annur Bekasi Utara.
Malah, lanjutnya, tidak hanya tetap namun banyak pendukung pendukung baru di basis yang sebelumnya belum pernah terjamah.
Ushtuchri menilai para pendukungnya cukup sportif terutama di Kecamatan Medansatria yang menjadi dapil tambahan dirinya. “Sejauh ini evaluasi dari tim kampanye dan masukan dari berbagai pihak masih on the track dan saya berharap ada tambahan suara nantinya,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, H. Ahmad Ushtuchri juga saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Kota Bekasi.
“Saya bersyukur sekarang dapat kepercayaan menjadi Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Kota Bekasi, tentu pastinya ada perbedaan secara kultur tetapi bagi masyarakat di grass root saya kira semua bahasanya sama. Apapun ideologi partainya, apapun latar belakang benderanya bahasanya sama yakni bagaimana masyarakat terpuaskan dengan kinerja wakil wakil rakyat dan tidak akan banyak berubah,” katanya.
Partai adalah kendaraan, namun yang lebih penting adalah bagaimana kendaraan ini bisa sampai tujuan dengan baik, on time, selamat serta semua aspirasi terpenuhi.
Selama 3 periode di DPRD Kota Bekasi ia mengaku banyak belajar tentang karakteristik masyarakat. “Alhamdulillah karena sering ketemu jadi lumayan sinkron antara yang kami lakukan dengan kebutuhan masyarakat. Karena biar bagaimanapun penganggaran pokir dewan itu harus berbasis kebutuhan masyarakat, kalau tidak terjadi miss match atau kesia-siaan, mubazir juga masyarakat merasakan wakil wakilnya tidak bekerja,” ungkapnya.
Menurutnya, karakter di dapil Bekasi Utara (sebelum perubahan dapil) rata rata adalah kalangan santri dan tentunya santri itu sangat concern terhadap isu isu keagamaan. Secara infrastruktur sarana dan prasarana termasuk majelis taklim dan sebagainya menjadi sesuatu yang signifikan. “Alhamdulillah sedikit banyak saya ada sumbagsihnya,” pungkasnya. (Denis)