BEKASIMEDIA.COM – Tradisi Adu Bedug dan Ngarak Dondang merupakan kesenian tradisi kampung setempat tepatnya di wilayah Kecamatan Mustikajaya, yang akhirnya menjadi rutin dilaksanakan setiap habis lebaran pada bulan Syawal.
Dahulu secara massal Aduk Bedug dan Ngarak Dondang terpisah. Ngarak Dondang digelar ketika merayakan HUT RI, diarak oleh seluruh Warga Desa Mustikajaya menuju lapangan Desa yang hari ini menjadi Stadion Mini H.Natrom Nursyamsu dan Adu Bedug dilaksanakan antar kampung yang bersebelahan dan dilaksanankan setiap setelah hari raya Idul Fitri (lebaran).
Hal ini disampaikan oleh Nurhayati, S.Pd dan Amri (Blegod) pada saat menjadi naras umber pengenalan Adat dan Budaya bagi Siswa SMPN 40 Kota Bekasi dikesempatan Senin/20/02/2023.
Amri alias Blegod yang dikenal sebagai penggiat Budaya di Mustika jaya yang salah satu karyanya yaitu Tugu Asem yang begitu terkenal menjelaskan Sejak kepemimpinan H.Natrom Nursyamsu tradisi ngarak dondan rutin dilaksanakan bukan lagi dalam acara resepsi pernikahan, ngarak dondang menjadi festival rakyat yang rutin dilaksanakan dalam memeriahkan HUT RI, setiap Kampung kemudian Dusun menyiapkan arakan dondang, mulai dari dondang yang berisi ketupat, pikulan dan gerobak berisi makanan dan lainnya. Semua diarak dengan konsep karnaval mulai dari Dusun masing-masing menuju lapangan Desa Mustika Jaya yang saat ini dikenal dengan Stadion H. Natrom Nursyamsu. Setelah Upacara Peringatan HUT RI yang dipimpin langsung oleh Kepala Desa H.Natrom Syamsu dan diikuti seluruh lapisan masyarakat Desa Mustika Jaya, maka isi dondang dan pikulan yang berisi makanan menjadi rebutan semua warga yang hadir di lapangan desa, kemudian dimakan bersama di lapangan Desa, begitu terasa hangat, bahagia dan gembira dalam balutan silaturahmi diantara warga pada saat itu.
Setelah Mustika Jaya berkembang menjadi Kecamatan Mustikajaya yang membawahi Kelurahan Mustikajaya, Cimuning, Padurenan dan Mustika Sari, pada saat kepemimpinan Camat Jumhana Lutfi, pada tahun 2004 Kegiatan Karnaval Ngarak Dondang dan Kegiatan Adu Bedug Antar Kampung dijadikan satu ikatan rangkaian kegiatan yang dilaksankan pada Bulan Syawal. Dan pada akhirnya kegiatan Adu Bedug dan Ngarak Dondang menjadi sebuah festival kegiatan tradisi budaya yang melekat bagi Warga di Kecamatan Mustikajaya sampai saat ini tutur Nurhayati, S.Pd yang juga merupakan Cucu dari Almarhum H.Natrom Nursyamsu ketika ditanya oleh media kapan Festival Adu Bedug dan Ngarak Dondang pertama digelar secara bersamaan.
Saat ini Festival Adu Bedug dan Ngarak Dondang menjadi ajang gengsi untuk setiap kelurahan untuk memperebutkan kemenangan dan hadiah, dan tentunya kompetisi ini penuh kekeluargaan, setiap arakan karnaval dari masing-masing Kelurahan adu kebolehan mulai dari hiasan, banyaknya peserta yang mengiringi, dekorasi dan jenis-jenis makanan dan tentunya penganten pria dan wanita yang diarak pun tidak ketinggalan. Ini kegiatan bagus dan hiburan rakyat terbesar di Bekasi Raya bahkan, harus terus dilaksanakan menjadi agenda tahunan oleh masyarakat dan Pemerintah Kota Bekasi. Selain menjadi aset wisata, kegiatan ini pun meningkatkan perekonomian masyarakat, silaturahmi tercipta dan terjaga diantara masyarakat, dan harus dijadikan cagar budaya tak benda oleh Pemerintah, dan remaja serta pemuda mengenal lebih dalam tentang tradisi ini sehingga dapat menjaganya ke depan tetap lestari, Nurhayati, S.Pd mendukung dan menyambut baik gagasan SMP 40 Kota Bekasi untuk mengenalkan tradisi budaya Adu Bedug dan Ngarak Dondang untuk setiap muridnya, pungkas Nurhayati, S.Pd menutup sesi wawancara dengan awak media. ***