BEKASIMEDIA.COM – Anggota DPRD Kota Bekasi, Ahmad Ushtuchri menyatakan serapan anggaran pemerintah Kota Bekasi masih sangat rendah. Ia menilai salah satu permasalahannya karena masih adanya ‘kagok’ birokrasi, dalam arti karena masih ada permasalahan politik yang dinilai bakal menghalangi kinerja.
Dirinya menilai seyogianya birokrat tetap bekerja secara profesional. Peristiwa politik apapun yang terjadi jangan sampai mempengaruhi kinerja birokrat atau ASN.
“Banyaknya pejabat PLT, lalu sistem birokrasi kita pasca musibah di awal tahun masih belum mapan sebelumnya,” katanya saat ditemui disela-sela acara open house Iedul Fitri 1443 H dirinya bersama keluarga di pondok pesantren Annur, Bekasi Utara, Sabtu (7/5/2022).
“Oleh karena itu kita mendorong segera anggaran yang berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti lelang, penunjukan langsung, pengadaan, infrastruktur segera direalisasikan dan sudah ditunggu masyarakat,” ungkapnya.
Masyarakat, kata Ushtuchri sudah menunggu selama dua tahun pasca penanganan pandemi yang menyerap banyak anggaran.
“Masyarakat sudah puasa 2 tahun ini, menunggu 2 tahun nih. Misalnya gaji RT nih minimal, masyarakat ingin infrastruktur yang baik dan harus menunggu karena anggaran terbatas karena fokus penanganan Covid-19. Ini waktunya kita bangkit,” ungkapnya.
Soal anggaran sendiri, kata Ushtuchri sudah ada. Sudah disiapkan, tinggal menunggu realisasi dari Pemkot Bekasi.
“Anggaran sudah kita sediakan kok. PAD, beberapa sektor sudah melampaui target. Jadi nggak ada alasan lagi. Tinggal keinginan, ketekunan dan determinasi dari teman teman birokrat ini kita tunggu,” jelasnya.
Tahun ini pembangunan infrastruktur mulai banyak. Hanya, memang beban anggaran masih lebih besar untuk membiayai ASN dan TKK.
“Ke depan kita harus, ya pertama PAD dioptimalkan. Kedua Rasio Pengeluaran tidak langsung antara pengeluaran langsung yang dirasa masyarakat terutama pengeluaran modal ini akan kita rasionalisasi dan jadi bagian kerja-kerja teman Banggar (badan anggaran) agar kembali normal. Kalau beban pegawai terlalu besar maka pembangunan terhambat,” katanya.
Oleh karena itu Ushtuchri menyatakan seharusnya kalau sudah on the track, rekruitmen, pengangkatan TKK prosesnya dipercepat. Supaya para TKK punya kepastian.
“Ke depan barangkali kita akan melihat zero growth ya dalam rekruitmen. Supaya yang ada bisa Kita akan optimalkan. Terutama yang ada di bawah misalnya tenaga kesehatan, Nakes TKK, pamor dan lain sebagainya,” tukasnya. (Denis)