BEKASIMEDIA.COM Kisah tentang KKN di Desa Penari sedang viral di media sosial bahkan diikuti dengan trending-nya tagar #KKNDesaPenari pada Kamis (29/8/2019).
Kisah horor ini diceritakan oleh akun anonim Simple Man @SimpleM81378523. Bercerita tentang sekumpulan mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa, kemudian bertemu dengan hal-hal gaib.
Simple Man @SimpleM81378523 melabeli kisah yang diceritakannya tersebut sebagai kisah nyata. Diceritakan para mahasiswa tersebut melakukan kegiatan KKN di sebuah desa di Jawa Timur. Banyak nama-nama daerah, hanya disebutkan inisialnya saja. Hal ini menambah rasa penasaran para pembacanya.
KKN tidak berjalan lancar dan menemui banyak kejutan karena ternyata desa tersebut memiliki banyak kisah mistis termasuk munculnya ilusi bahwa desa tersebut dikuasai mahluk halus.
Setelah KKN di Desa Penari viral dan banyak dibaca warganet, kini muncul tren baru. Sebuah kisah yang katanya lebih menyeramkan.
Adalah seleb twit Handoko Tjung yang menuliskan di akun Twitter-nya @handokotjung pada Kamis (29/8/2019) pagi.
“Cerita horor paling serem: KKN di Lembaga Pemerintahan,” tulis Handoko.
@adhyarsa membalas, menurutnya KKN di lembaga pemerintahan masih kalah seram dengan magang di lembaga pemerintahan. Alasannya, karena dari pagi sampai sore duduk merenung di pojokan gak diberi pekerjaan selain fotokopi.
“Baca replynya kebanyakan pada gak nangkep maksudmu ko!” ujar Mayna Prabandari.
Ya! memang banyak yang tidak mengerti maksud Handoko tentang KKN di Lembaga Pemerintahan. “beda generasi kali ya!” balas Handoko.
KKN di Lembaga Pemerintahan, kata Handoko lebih seram karena jika dilakukan dalam skala besar bisa berimbas ke se-Indonesia.
Sampai penjelasan ini, baru ada warganet yang paham. “Oh baru paham, KKN yang dimaksud Korupsi Kolusi Nepotisme,” jawab @Chu_Roae.
Betul sekali. Zaman orde baru dulu, KKN selain kuliah kerja nyata, berarti juga korupsi, kolusi dan nepotisme. KKN dalam arti kedua inilah yang menghancurkan perekonomian hingga Indonesia terkena krisis moneter tahun 1998.
Bagaimana pembaca, lebih seram bukan?
(ss)
