BEKASIMEDIA.COM – Ketua KPUD Kota Bekasi, Nurul Sumarheni menyatakan hingga saat ini petugas KPPS yang wafat berjumlah 5 orang. Mereka berasal dari Bekasi Barat, Bekasi Timur, Rawalumbu dan Pondok Gede. Untuk itu ia turut berbelasungkawa dan menyuarakan agar pemilu serentak tahun ini segera dievaluasi.
“Banyaknya petugas KPPS yang meninggal jadi keprihatinan bersama, karena ini menyeluruh di seluruh Indonesia.
Banyak korban, PTPS, KPPS, Linmas, Satpol PP, Polisi, petugas dari kelurahan kecamatan juga. Memang kelihatannya harus dievaluasi pemilu serentak begini,” kata Nurul, Kepada bekasimedia.com, Kamis (25/4/2019).
Nurul menilai, pengaturan jam kerja petugas KPPS kurang masuk akal ditambah kondisi fisik petugas yang terpaksa harus lembur demi menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin.
“Pengaturan jam kerja yang gak boleh ada jeda. Padahal waktunya lebih dari 24 jam. Padahal kemampuan fisik manusia juga terbatas. Yang meninggal di Aren Jaya, 64 tahun. Secara sudah tidak memungkinkan sampai begadang begitu. Pak Sonny Sumarsono di Jatibening itu juga sepuh.
Ahmad sholahudin, 43 tahun. Korban mengalami kecelakaan. Kelelahan,” tambahnya.
Nurul menyatakan, meskipun awalnya kondisi kesehatan petugas KPPS yang wafat ini stabil, dengan jam kerja nonstop pasti akan berdampak buruk terhadap tubuh.
Oleh karena itu dirinya menyuarakan agar segera ada evaluasi.
“Cukup satu kali saja kita pemilu serentak.
Karena kita hanya sebagai pelaksana. Maka evaluasinya itu di pusat. Aturan turunan dan Undang-Undangnya juga harus diubah. Ide pemilu serentak juga harus diubah,” pungkasnya. (Dns)