BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Heri Sholihin Menang, Kota Bekasi Punya Wali Kota Baru Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban

Berita Terbaru · 16 Jul 2018 01:08 WIB ·

Miris, Siswa NEM Tinggi pun Terlibas di PPDB Online


 Miris, Siswa NEM Tinggi pun Terlibas di PPDB Online Perbesar

BEKASIMEDIA.COM – Satu lagi siswa kurang beruntung bernama Farhandika Dwi Nursapta (12), warga RW 04 Jalan Pulau Batam, kelurahan Durenjaya, kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi terancam tidak bisa melanjutkan sekolahnya.

Pasalnya dengan Nilai Ebtanas Murni (NEM) 254, 70 tetap tidak mampu menembus Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Arenjaya, Bekasi Timur yang diupayakannya lewat PPDB online 2018.

Menurut ayahnya, Syahrial Nursapta, dirinya meminta transparansi data dari Dinas Pendidikan kota Bekasi sebagai leading sector pendidikan terkait pembagian zonasi berbasis wilayah.

“Awalnya NEM 254, 70. Waktu itu daftar di SMP 11 dengan jalur umum, ternyata di-delete, di SMP 32 juga di-delete
kita coba lagi tahap pertama selesai.
Poin terendah di SMP 11 itu 417
sementara anak saya di poin 404,70,” kata Syahrial saat ditemui, Minggu (15/7/2018).

Syahrial belum menyerah. Ia tetap mencoba, jalur zonasi di mana yang mendekati wilayah bisa diprioritaskan.
“SMP 11 ini wilayahnya RW 4, zona-zona wilayah yang diprioritaskan RW 4, Duren Jaya, RW 2, Aren jaya, dan RW 11, kalau tidak salah dekat dengan SMP 11.
Tapi karena saya tujuannya zona perkecamatan, poin tambahannya cuma 150 poin. Kalau secara global ditambah nilai nominal NEM jadi sekitar 414,70 sementara nilai-nilai yang minim-minim di SMP 11 yang diterima terakhir sekitar 415/417. Artinya kurang dari poin yang ditentukan,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia menyatakan komplain kepada Disdik Kota Bekasi persoalan jatah kelurahan RW 4 Duren Jaya yang tidak masuk daftar padahal, kata Syahrial sempat diprioritaskan.

“Kepsek tidak bisa menjawab apa-apa. Karena secara tidak langsung mereka sudah online. Zona pendaftaran saya berdasarkan KK, zona wilayah perkecamatan. Prioritas untuk skala dekat rumah, skala-skala persatu RW yang jadi prioritas juga gak dilihat,” terangnya.

Syahrial menyatakan tidak menyalahkan sistem online. Namun dia mengaku masih ragu-ragu dengan sistem ini karena dirasakan tidak adil. Banyak anak-anak lainnya yang NEM rendah, memakai jalur afirmasi tampaknya gampang masuk ke sekolah yang dituju.

“Sebenernya masih ragu-ragu dengan sistem online. Karena banyak teman anak-anak kita yang NEM-nya kecil, mungkin 19 atau 20 mereka pake jalur afirmasi sepertinya gampang. Misalnya jalur KIT, KIS mereka ada secara otomatis masih bisa diterima meskipun NEM-nya di bawah.
Kalau sekarang kurang adil. Nilai NEM anak kita yang tinggi, ketendang begitu aja. Sistemnya sebetulnya kurang adil. Karena banyak kemudahan ke jalur lain lebih diprioritaskan,” tukasnya. (dns)

Artikel ini telah dibaca 121 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

947 Peserta Ikuti Seleksi PPPK Tahap II Kota Bekasi di BKN Jakarta

6 Mei 2025 - 08:42 WIB

Pemkot Bekasi Bekukan Sementara Worldcoin dan World ID Buntut Pemindaian Retina

5 Mei 2025 - 10:12 WIB

Wali Kota Bekasi Tegaskan Aparatur bukan hanya Administrator tapi juga Eksekutor

21 April 2025 - 12:06 WIB

Pemkot Bekasi Jelaskan Keputusan Pemberhentian Dirut PT Mitra Patriot

19 April 2025 - 15:46 WIB

Jobstreet by SEEK presents Mega Career Expo 2025: Temukan Peluang Kariermu!

9 April 2025 - 15:07 WIB

Peduli Autisme, PT Perusahaan Pengelola Aset Bersinergi dengan Cagar Foundation dalam Program Ramadan

22 Maret 2025 - 23:31 WIB

Trending di Berita Terbaru