BEKASIMEDIA.COM – Chairoman J Putro, anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi menceritakan mengenai perjalanan hidupnya yang unik, dimulai dari kehidupan di Jepang hingga terjun ke dunia politik.
Perjalanannya dimulai dari keputusan untuk berkuliah di Jepang pada tahun 1989. Setelah menyelesaikan pendidikan teknik mesin di Universitas Indonesia, beliau memilih fokus pada thermal engineering. Selama 8 tahun, Chairoman aktif di dunia pendidikan dan industri Jepang sebelum kembali ke Indonesia pada tahun 1997.
Menghadapi kultur shock setelah pulang, Chairoman J Putro menceritakan tantangan beradaptasi dengan perbedaan budaya dan sistem waktu di Indonesia, terutama dalam konteks politik. “Kultur shock ini masalah waktu ya. Di politik susah, sudah diputuskan rapat, ini jadi apa enggak? Kadang-kadang lebih dibatalkan,” ujar Ketua DPRD Kota Bekasi periode 2019-2022 ini.
Jadi Pengurus Partai Keadilan
Pergeseran dari dunia teknik ke politik pada tahun 2009 menjadi titik balik dalam hidupnya. Chairoman J Putro menjelaskan bahwa ketertarikannya pada politik muncul ketika undang-undang parpol tidak melarang PNS terlibat dalam kegiatan politik. Sebagai salah satu pendiri Partai Keadilan (PK), beliau aktif dalam dunia politik sejak awal.
“Waktu saya pulang ke Jepang, undang-undang parpol tidak melarang PNS terlibat dalam politik. Sehingga, saat pertama kali Partai Keadilan dibentuk, saya menjadi pengurus,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Bang Choi ini sempat menjadi sekretaris DPD Kota Kabupaten Bekasi. Namun, setahun setelahnya, larangan bagi PNS untuk terlibat dalam politik membuat Chairoman fokus pada karier PNS selama beberapa tahun.
“Memang agak unik ya perjalanannya. Tapi kalau saya berpikir, ternyata politik itu butuh disiplin. Dia tidak beranjak, berasal dari salah satu, tapi harus memiliki helikopter view. Jadi pandangannya lebih luas. Bahkan, ketika kita berkomunikasi dengan berbagai pihak dengan latar belakang memang dibutuhkan background disiplin yang berbeda,” paparnya.
Chairoman menekankan bahwa adaptasi, disiplin, dan pemahaman yang luas terhadap berbagai disiplin ilmu menjadi kunci kesuksesan dalam dunia politik. “Dulu saya masuk introvert, loh. Sekarang nggak lebih banyak bicara. Lebih banyak mendengar, kemudian mengamati, menyerap, menyimpulkan, merumuskan sesuatu,” katanya, mencerminkan perubahan signifikan dalam dirinya seiring berjalannya waktu.
“Dulu saya teknik gitu ya. Masuk tahun 2009, saya langsung masuk mengambil S2 untuk bidang administrasi negara. Karena saya berpikir bahwa, terjun ke politik itu sesuatu yang baru. Saya kan selama ini sains, scientific. Maka masuk ke sana, saya butuh framing untuk menata permasalahan pemerintahan, kemasyarakatan, kompetensi keilmuan yang harus saya miliki. Saya harus ambil itu. Sehingga tahun 2010 saya ambil, tahun 2012 selesai,” tambahnya.
Chairoman menyampaikan bahwa dunia politik membutuhkan pemahaman yang mendalam dari berbagai disiplin ilmu. “Politik butuh banyak kompetensi. Siapapun anda, kalau anda memiliki niatan untuk berbuat lebih besar untuk masyarakat, ini sebenarnya yang paling penting,” tandasnya.
