BEKASIMEDIA.COM – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) telah beroperasi selama satu dekade dalam menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Saat ini semakin banyak masyarakat Indonesia yang telah merasakan manfaat dari hadirnya Program JKN. Sutiyo (57) adalah salah satunya, kebahagiaan terpancar dari dirinya saat Tim Jamkesnews berkesempatan berbincang pada Selasa (9/04). Ia menceritakan pengalamannya saat harus menjalani dua kali operasi di kepala sebagai pasien peserta BPJS Kesehatan dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI).
“Awalnya sekitar tahun lalu, tidak ada gejala sebelumnya tiba-tiba kepala saya langsung sakit, kemudian mual dan muntah-muntah. Diminumi obat sakit kepala pun tidak ada perubahan, diisi makanan langsung mual dan muntah. Tidak ada kepikiran sakit apa gitu, pikiran saya cuma masuk angin saja. Tapi keesokan harinya saya tidak sadarkan diri dan langsung dibawa ke IGD rumah sakit,” jelasnya.
Karena kondisinya makin memburuk, akhirnya Sutiyo di rujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Dokter mengatakan bahwa Sutiyo harus segera melakukan operasi karena ada penyumbatan pembuluh darah di otak. Pihak keluarga sudah pasrah pada saat itu karena khawatir akan biaya operasi, takut jika biaya operasi tidak sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan mengingat mahalnya biaya operasi.
“Saat itu kondisi saya semakin memburuk, dokter mengatakan bahwa ada penyumbatan pembuluh darah di otak saya, sehingga saya harus cepat dioperasi. Rumah sakit yang saya datangi waktu itu merupakan rumah sakit tipe C, jadi peralatannya kurang lengkap. Tidak menunggu lama, saya langsung dirujuk ke rumah sakit tipe A dengan dibawa oleh ambulance. Mendengar saya harus dioperasi, istri dan anak saya sempat khawatir tentang biaya operasinya, takut kalau biayanya tidak semua ditanggung BPJS Kesehatan,” jelasnya.
Sutiyo menjalani perawatan selama empat belas hari, sepuluh hari di ruang ICU dan empat hari diruang perawatan. Selama menjalani perawatan ia mengaku mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak rumah sakit. Tidak ada deskriminasi antara ia sebagai peserta BPJS Kesehatan dengan peserta umum lainnya dan tidak ada biaya yang ia keluarkan sedikitpun.
“Saya dirawat dirumah sakit selama empat belas hari dengan dua kali tindakan operasi di kepala. Operasi yang pertama dilakukan di kepala bagian kanan dan selang beberapa hari berikutnya dioperasi di bagian kiri. Jujur selama disana, saya mendapatkan pelayanan yang baik, tidak dibedakan dengan peserta umum lainnya. Dan yang bikin saya dan keluarga terharu adalah tidak ada biaya sepeserpun yang dikeluarkan, semua gratis. BPJS Kesehatan menjamin seluruh biaya perawatan saya sampai sembuh,” jelasnya.
Sutiyo mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan karena telah menjamin seluruh perawatannya. Ia dan keluarga bersyukur karena telah menjadi peserta Program JKN sejak lama. Ia berharap BPJS Kesehatan dapat terus hadir di tengah masyarakat agar seluruh masyarakat juga dapat merasakan manfaat Program JKN.
“Alhamdulillah, terima kasih BPJS Kesehatan karena operasi saya berjalan lancar, tidak ada biaya yang keluar dari kantong pribadi, semuanya ditanggung. Kalau tidak ada BPJS Kesehatan, keluarga saya pasti bingung mencari biaya operasi saya. Bersyukur sekali saya dan keluarga sudah terdaftar sebagai peserta Program JKN ini sejak lama. Dari pengalaman ini, saya juga bilang ke keluarga besar dan kerabat bahkan ke tetangga-tetangga agar memiliki jaminan kesehatan atau jangan lupa bayar iurannya agar tetap aktif jadi sewaktu-waktu bisa langsung digunakan. Semoga BPJS Kesehatan terus ada buat masyarakat Indonesia agar seluruh masyarakat khususnya yang memiliki ekonomi yang pas-pasan bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik,” tutupnya. (HP/dw)