BEKASIMEDIA.COM – Program Operasi Pasar Beras Bulog yang diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bekasi, yang digelar di halaman Kantor Kecamatan Bekasi Barat, pada Rabu pagi (21/2/24) berlangsung semrawut.
Kegiatan yang seharusnya membantu masyarakat mendapatkan beras dengan harga terjangkau ini, menjadi sumber kekecewaan akibat pelaksanaan yang kurang rapi. Warga yang datang menyebut bahwa kesemrawutan ini terjadi karena kurang koordinasi antara pihak Disdagperin dengan pihak kecamatan.
Sejumlah warga yang datang dengan harapan bisa membeli beras dengan harga Rp. 53.000 per 5 kg, terpaksa pulang karena halaman kecamatan sudah penuh. Informasi yang beredar pada poster kegiatan menyatakan bahwa setiap orang dibatasi pembelian hingga 2 paket beras atau sekitar 10 kg, namun nyatanya, ada kendala yang tidak terduga. Menurut laporan dari Lantini, seorang warga yang turut serta dalam antrean, banyak warga yang kecewa karena petugas di lapangan tampaknya kurang koordinasi.
“Bilangnya orang kecamatan gak tahu kalau ada program beras bulog ini, Orang dinas bilang katanya udah koordinasi sama orang kecamatan,” ujar Lantini, warga Kelurahan Bintara.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ada kebingungan di lapangan terkait prosedur pembelian. ” Masa beli suruh absen dulu padahal kan di undangannya gak ada pemberitahuan kalau harus absen dulu, datang, antri, bayar dan dapat beras,” tambahnya.
Situasi menjadi semakin ricuh ketika warga yang sudah berharap bisa mendapatkan beras dengan harga murah, malah dibuat bingung dengan prosedur yang tidak jelas. Kekecewaan ini diperparah lantaran warga yang datang sudah sangat repot dengan harga beras yang semakin mahal.
“Ya kami harap pemerintah sigap. Ini sudah susah nyari beras murah dengan kondisi bagus. Harusnya operasi pasar kayak gini jangan dipusatkan di kecamatan. Warganya kan banyak. Harusnya di masing-masing kelurahan. Lebih cakep lagi tiap RW!” ujar Dewi, warga lainnya.