BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Heri Sholihin Menang, Kota Bekasi Punya Wali Kota Baru Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban

Berita Terbaru · 3 Okt 2022 17:27 WIB ·

Aktivis Bale Perempuan Asma’ul Khusnaeny Harap Caleg 2024 Punya Sensitivitas terhadap Perempuan


 Aktivis Bale Perempuan  Asma’ul Khusnaeny Harap Caleg 2024 Punya Sensitivitas terhadap  Perempuan Perbesar

BEKASIMEDIA.COM – Aktivis
Bale Perempuan Bekasi, Asma’ul Khusnaeny, SH., MH. menyatakan menjelang perhelatan pemilu 2024 mendatang para calon legislatif DPRD kota dan kabupaten Bekasi harus memiliki sensitivitas terhadap kaum perempuan. Hal itu ia katakan dalam acara diskusi publik bertema Perempuan Inspiratif Bekasi 2022 yang digelar portal berita bekasimedia.com Jum’at sore (30/9/2022) di Barko Coffee Jalan Perjuangan, Telukpucung, Bekasi Utara Jawa Barat.

Girl in a jacket

Menurutnya, para caleg yang berkontestasi nantinya tidak cukup hanya memiliki popularitas, elektabilitas dan finansial namun juga sensitivitas terhadap kebutuhan kaum perempuan.

“Legislatif harus juga punya kapasitas dalam arti bukan hanya cost finansial semata atau juga popularitas tapi juga punya perspektif soal responsif terhadap kaum perempuan. Kalau sudah punya sensitivitas tehadap kebutuhan perempuan maka analisa gendernya akan kuat dan kebijakan yang dikeluarkannya nanti tidak terlepas dari kebutuhan perempuan,” ujarnya.

Di kota Bekasi, kata Heny baru ada Raperda tentang perlindungan anak, kesetaraan gender perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan. Dan itu semua sudah kelihatan tinggal diakomodir kebutuhan para perempuan.
“Saya harap aleg perempuan bisa punya perspektif dan bisa bersinergi dengan basis massanya,” jelasnya.

Di sisi lain permasalahan di kota Bekasi cukup banyak misalnya kemiskinan dan pengangguran. Padahal pemerintah bisa memanfaatkan bonus demografi di mana usia produktif kita cukup tinggi untuk melakukan pemberdayaan masyarakat kepada usia produktif ini.

Kemudian ada juga persoalan lain misalnya kekerasan terhadap perempuan, gizi buruk, stunting. Soal stunting ini kata Heny harus ada pendataan menyeluruh.

“Bekasi harus lebih maju, lebih responsif terhadap kebutuhan perempuan.
Bekasi harus bisa mengkolaborasikan anggaran, SDM dan sarana prasarana lalu juga soal pemberdayaan masyarakat, harus ada jaring aspirasi sehingga semua rangkaian ini harus bisa diakomodir,” katanya.

“Kalau ada kemiskinan pemerintah daerah harus tanggung jawab, justru seharusnya menjadi pemetaan data, daerah mana saja yang tingkat penganggurannya tinggi, angka gizi buruknya banyak lalu dilakukan pemberdayaan masyarakatnya,” pungkasnya (Denis)

Artikel ini telah dibaca 79 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Heri Sholihin Menang, Kota Bekasi Punya Wali Kota Baru

27 November 2024 - 21:07 WIB

Disela Kegiatan Pilkada 2024 DPC PKS Bekasi Timur Gelar Pelantikan Anggota Muda

24 November 2024 - 11:04 WIB

Soal Hibah APBD, Bareskrim Polri Tindaklanjuti Kasus Dualisme Nama Istri Tri Adhianto

20 November 2024 - 13:50 WIB

Poengky Indarti, Calon Pimpinan KPK dengan Komitmen Pengawasan Pasca Pemilu

20 November 2024 - 08:07 WIB

SMSI Pusat Dukung Komdigi Meregulasi Media Digital

20 November 2024 - 01:03 WIB

Resmikan AB Center, Suswono dan Anis Byarwati Komitmen Dukung UMKM Jaktim Naik Kelas

11 November 2024 - 19:38 WIB

Trending di Berita Terbaru