Trauma bisa dialami semua orang, dari trauma yang kecil hingga besar. Menjadi sesuatu yang merepotkan bagi hidup seseorang apabila mempunyai trauma tertentu, sehingga bisa menghambat aktivitas kehidupan secara berkepanjangan.
Sederhananya trauma adalah takut berlebihan terhadap sebuah kejadian baik itu mengecewakan, menyedihkan, atau membuat malu dan sebagainya. Dan bisa dialami oleh siapapun tidak mengenal usia. Apabila tidak disadari dari awal bisa menyebabkan stress tersendiri.
Seringkali saya membahas tentang pernikahan. Pernikahan merupakan sebuah kejadian sakral yang dijalani setiap orang.
Jadi teringat saya pada saat menangani permasalahan tentang traumatis pernikahan klien saya. Sebut saja namanya Mawar. Mawar adalah seorang wanita yang menarik, tinggi semampai, lulusan sebuah perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan sangat berbakat. Memiliki teman dekat sejak kuliah, kemudian akhirnya memutuskan untuk menikah setelah lulus kuliah.
Kejadian yang tidak lazim dimulai ketika malam pertama, Mawar ditinggalkan oleh suaminya entah kemana. Hampir 10 tahun pernikahan, suami selalu pergi keluar rumah dan tidak tentu kembali. Komunikasi sangat tidak nyaman dan lancar, membuat Mawar sangat tertekan dan stress berat.
Mawar mencoba mengalihkan permasalahannya dan kebutuhan ekonomi juga dengan cara mencari kerja. Alhamdulillah Mawar diterima bekerja di sebuah perusahaan. Tetapi permasalahan rumah tangganya terus berlanjut tanpa penyelesaian yang jelas. Dan akhirnya Mawar memberanikan diri untuk mengajukan gugatan cerai kepada suaminya. Alkisah, dengan susah payah akhirnya Mawar dan suaminya pun berpisah.
Masalah pernikahannya selesai, masalah dalam perasaan dan pikiran Mawar tentang pernikahan belum selesai. Perasaan dan pikiran inilah yang menjadi traumatis tersendiri, banyak sekali perasaan dan pikiran yang menyebabkan trauma pernikahannya Mawar. Mawar takut menikah lagi, takut dekat dengan laki-laki, dan sebagainya
Pada saat saya dan Mawar ketemu, terapi dan berkonsultasi dengan saya, agak bingung Mawar menceritakan traumatisnya kepada saya dari mana dia memulai ceritanya. Dengan pendekatan Client-Centered saya melakukan metode Deep Interview kepada Mawar, alhamdulillah Mawar bisa menceritakan semuanya, dan dengan Ego State Therapy saya melakukan terapi terhadap perasaan dan pikiran nya Mawar agar dapat mengobati traumatisnya. Butuh waktu untuk membantu Mawar.
Di sini saya jelaskan tentang Deep Interview adalah sebuah teknik interview yang terdiri dari daftar pertanyaan-pertanyaan untuk mencari tahu kondisi sekarang, kondisi yang diharapkan serta hambatan-hambatan dalam mengatasi masalahnya. Adapun teknik terapinya adalah teknik Ego State Therapy, yaitu teknik terapi yang cukup simpel & powerfull digunakan untuk semua kasus yang berkaitan dengan ganguan pikiran manusia.
Alhamdulillah, beberapa bulan kemudian setelah terapi dan konsultasinya selesai, saya mendapatkan kabar dari Mawar, bahwa dia akan menikah lagi. Dalam hati saya mengucapkan rasa syukur Mawar sudah move on dalam kehidupannya. Selamat menempuh hidup yang baru ya mbak Mawar.
Klinik Pasutri kang Iman
0822 1744 1162 / 0822 4066 6891