BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban Dishub Kota Bekasi Batasi Operasional Kendaraan Besar, Khusus Kendaraan Sumbu Tiga Keatas

Berita Terbaru · 28 Jul 2019 09:36 WIB ·

Cinta Itu Berkata-kata


 Ilustrasi Pasutri (Today.kz) Perbesar

Ilustrasi Pasutri (Today.kz)

Pernikahan menjadi sebuah hal yang didambakan setiap pria & wanita. Pernikahan adalah pertemuan sakral dan intim antara pria & wanita. Layaknya pertemuan biasanya pasti ada perpisahan. Tapi apakah layaknya pernikahan harus berakhir perceraian?

Banyak sekali fakta-fakta yang menyebutkan bahwa di Indonesia tingkat perceraian secara statistik menunjukkan kenaikan 10% s.d. 20% setiap tahunnya seiring dengan kenaikan jumlah pernikahan. Jumlah antrean kasus sidang cerai juga bertambah di pengadilan agama (1 jam terjadi 40x sidang cerai), hal ini otomatis membuat jumlah duda dan janda di Indonesia pun bertambah.

Di dalam acara sebuah organisasi wanita islam, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin menyebutkan, saat ini angka perceraian rumah tangga di Indonesia masih cukup tinggi.

Keluarga adalah benteng pertahanan negara yang pertama. Dapat dibayangkan apabila keluarga menjadi tidak kokoh, generasi-generasi yang muncul dalam sebuah keluarga akan mendapatkan imbasnya, dan yang nantinya akan dapat berpengaruh terhadap mental-mental generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa ke depannya.

Dibutuhkan ketahanan keluarga yang kuat dan kokoh didasari dengan pengetahuan yang mumpuni bagi setiap pasangan suami & istri. Apabila dilihat penyebab utama terjadinya perceraian adalah hubungan yang tidak harmonis antara suami & istri, dari hal ini bisa muncul cekcok, kemudian bisa menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga.

Solusinya adalah KOMUNIKASI. Tidak hanya komunikasi verbal tetapi juga komunikasi yang bersifat non-verbal. Komunikasi tidak cukup dengan ISI pesan, tapi juga harus dengan CARA menyampaikan pesan yang baik.

Metode pendekatan komunikasi yang tidak yang tidak menyakiti orang, komunikasi yang membuat suami atau istri kita diperlakukan sebagai TEMAN BICARA bukan LAWAN BICARA. Dan yang terakhir pada saat berkomunikasi nyamankan perasaan masing-masing, sehingga ego kita bisa tertahan dan pikiran bisa menjadi lebih jernih.

Insya Allah, kata-kata yang keluar dari mulut kita pun kata-kata yang baik, kata-kata yang jujur, kata-kata yang menunjukkan cinta kasih kita kepada suami atau istri kita, amin.

Klinik Pasutri Kang Iman
Info Layanan 0822 4066 6891

Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Terpilih Lagi, Evi Mafriningsianti Komitmen Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur Di Dapil 1

19 April 2024 - 06:16 WIB

Jelang Idul Fitri Anis Byarwati Bagikan Paket Sembako dan Bingkisan Lebaran Untuk Masyarakat Jakarta Timur

18 April 2024 - 12:20 WIB

Diyanto Bangga Jadi Peserta JKN

17 April 2024 - 16:28 WIB

Peserta ini Akui Tidak Ada Diskriminasi Pelayanan Bagi Peserta JKN

17 April 2024 - 16:23 WIB

Masuk di Usia Senja, Giyem Merasa Tenang jadi Peserta JKN

17 April 2024 - 16:18 WIB

Kesan Pertama Berobat Menggunakan Program JKN Begitu Memuaskan

17 April 2024 - 16:13 WIB

Trending di Berita Terbaru