BEKASIMEDIA.COM – Pimpinan KPK periode 2011-2015, Bambang Widjojanto berpendapat, pemilu 2019 ini berbeda dari pemilu sebelumnya. Banyak memakan korban juga terdapat beberapa indikasi kecurangan sehingga masyarakat turun mengawal suara.
Hal itu ia katakan di hadapan Relawan saksi Ibu-ibu di daerah Mustika Jaya, Bekasi. Di sana ia melihat antusiasme Ibu-ibu luar biasa mengawal suara sejak hari H pencoblosan hingga saat ini.
“Jangan-jangan demokrasi ini nggak akan ada artinya kalau gak ada peran Ibu-ibu. Saya meyakini ini bukan sekadar cara memenangkan seseorang tapi membangun karakter kalau Pemilu ini masyarakat ingin pemimpin yang amanah dan jujur,” kata Bambang, Rabu (24/4/2019).
Seorang ibu relawan saksi paslon 02, Sri mengungkapkan, dirinya beserta ibu-ibu lainnya berinisiatif menjadi relawan saksi tanpa dibayar, karena ingin mengawal suara sehingga form c1 didapatkan.
“Saksi di TPS awalnya Ibu-ibu inisiatif Karena dari BPN sendiri maju mundur maju mundur akhirnya kita inisiatif karena kalau nggak ada saksi kita nggak dapat C1. Akhirnya kita rekrut relawan saksi tanpa dibayar sekitar 60 orang dalam waktu semalam. Disebar di beberapa TPS. Alhamdulillah semua komitmen dapat C1. Dan alhamdulillah kita di-support bapak-bapaknya juga,” ucap Sri.
Bambang menanggapi bahwa semangat emak-emak ini patut diapresiasi karena bukan semata inisiatif tapi ada militansi di dalamnya. Ini, kata Bambang menunjukkan bahwa masyarakat ingin gelaran pemilu ini berlangsung jujur dan adil.
“Militansi ini kekuatan. Energi. sehingga orang-orang yang dipercaya bisa memegang amanah sampai selesai. Karakter seperti ini yang paling sulit dibangun. Makanya ini menjadi barang langka. Nah dari kegiatan di Mustika Jaya ini kita belajar dua hal; Pertama, masa depan Indonesia ini ditentukan oleh militansi emak-emak. Kedua, Emak-emak bukan sekadar hadir mengawal suara tapi juga mencegah adanya kecurangan.” Pungkasnya. (Dns)