BEKASIMEDIA.COM – Komunitas Media Online (Komodo) untuk ketiga kalinya kembali menyelenggarakan kegiatan Diskusi Publik. Kali ini diskusi bertema Internet Sehat Generasi Milenial berlokasi di Pondok Dahar Mbah Beres, Jakasampurna, Bekasi Barat, Sabtu (15/12/2018).
Empat pembicara hadir dalam diskusi ini antara lain Pegiat Internet Sehat, Saiful Fathan Azizi, Pengamat Pendidikan Kota Bekasi, Dr. Dirgantara Wicaksono, Pakar jurnalistik Nasional, Sapto Waluyo serta pemerhati perempuan dan pendidikan keluarga, Rizki Ika Sahana.
Milenial Mengakses Internet
Saiful Fathan menyatakan generasi milenial mengakses internet untuk berbagai tujuan bahkan bisa membuka kerajaan bisnis di sana seperti selebgram, youtuber, vlogger dan lain sebagainya. Namun tak dapat dimungkiri selain membawa dampak positif, banyak yang akhirnya kecanduan gadget sehingga membawa dampak negatif di dalam kehidupan.
“Gadget ada di genggaman, tapi tetap penggunaan ini jangan sampai ke arah addicted, karena akan mempengaruhi kehidupan kita,” jelasnya.
Ia justru berharap kaum milenial, dengan kemajuan teknologi ini bisa ikut berpartisipasi membangun peradaban dimulai dari meminimalisasi mengakses dan menyebar hal tidak benar dari situs mana pun yang diaksesnya.
Pembicara kedua, Dr. Dirgantara Wicaksono, atau yang akrab disapa Bombom mengapresiasi kegiatan yang dihelat Komodo ini. Sebab, acara diskusi ini mengusung tema yang menarik.
Bicara internet sehat di tahun ini, kata Bombom tidak lepas dari pendidikan dan politik. Menurut dia, saat ini Indonesia masuk ke era Liquid Society dan itu harus disadari bersama.
“Kita bicara internet, bagaimana arah pandang kaum milenial. Saat ini seperti yang diungkapkan Thomas C, bahwa kita ketergantungan dengan gadget. Dan permasalahan saat ini, penggunaanya dan perkembangan zaman ada yang jadikan internet untuk memuaskan diri. Mohon maaf misalkan bila remaja memuaskan seksualnya,” tukasnya.
Ia juga menjelaskan, ada sebuah perkataan sahabat Rasulullah yakni Ali Bin Abi Thalib untuk mendidik anak-anak sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zaman orangtua dulu. Perkataan itu menjadi sebuah cermin, bahwa saat ini orangtua harus benar-benar mengawasi anak-anaknya dengan baik agar menjadi penggun internet sehat dan bukan sebaliknya.
Regulasi, Kunci Terwujudnya Internet Sehat
Sementara itu, pembicara selanjutnya Rizki Ika Sahana senada dengan Bombom, bahwa anak zaman sekarang harus dididik sesuai zamannya. Memang agak sulit dan tidak bisa atau menyamai pendidikan dimasa lalu, atau seperti tahun 70-80an. Saat ini, generasi milenial sudah native gadget, bahkan gawai yang dimilikinya sudah menjadi bagian hidup dan sulit dilepas.
Bicara internet sehat, kata Ika, ekspektasi orangtua pastinya ingin anak menggunakan internet secara sehat karena menyadari gelombang kerusakan sedang mengintai anak yang menggunakan internet secara negatif.
Namun pada kenyataannya, masyarakat belum semua memahami apa itu internet sehat. Baru sebatas sikap individual, belum komunal dan baru sekedar pilihan dan bukan sesuatu yang wajib. Sehingga mereka bebas gunakan mindset masing-masing.
“Kuncinya itu bukan semata kepada keluarga dan sangat susah serta sulit sekali apalagi bila kita melarang anak dan bendung berbagai macam kerusakan dari internet itu sangat sulit. Kuncinya ada di regulasi, regulasi sifatnya memaksa dan mendorong. Goal utamanya internet sehat,” jelas dia.
Ika menambahkan, jadi untuk internet sehat tidak bisa hanya mengandalkan para ibu, keluarga, jurnalis dan lainnya melalui edukasi, harus dengan regulasi.
Sedangkan Pakar Jurnalistik Nasional, Sapto Waluyo menyatakan internet sehat kembali kepada penggunanya. Jika negatif, maka akan berpengaruh juga terhadap sikap atau attitude.
Terakhir, ia menantang generasi masa kini untuk bergerak aktif mencari celah agar bisa masuk ke forum-forum nasional bahkan internasional terutama yang berkaitan dengan pembahasan teknologi informasi.
“Tahun depan, apakah kita terlibat dalam hal itu? generasi Anda harus cari jalur untuk bisa menuju ke sana,” pungkasnya. (anr)