BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban Dishub Kota Bekasi Batasi Operasional Kendaraan Besar, Khusus Kendaraan Sumbu Tiga Keatas

Berita Terbaru · 2 Agu 2018 WIB ·

Berawal dari Hobi berbuah Jalan Rezeki


 Berawal dari Hobi berbuah Jalan Rezeki Perbesar

BEKASIMEDIA. COM – Setya Mulyani (41) salah satu pemilik Usaha Kecil Menengah (UKM) Setya Gordyn & Laundry Perumahan Taman Raya Bekasi Blok E2 nomor 28 Tambun Selatan. Kamis (2/8/2018). Awalnya membuka bisnis jahit dari tahun 2000. Tadinya hanya kursus dan iseng iseng.

Setelah cukup lama iseng ini akhirnya ia ikut kursus sekaligus momong anak juga. “Kemudian ada tetangga yang meminta tolong potongin ini, potongin itu, lama-lama bisa buat pemasukan dan tambahan uang jajan akhirnya kita kembangin yang tadinya dasar kita pengen mahir. Karena banyaknya kendala jadinya itu ditekunin yang itu dulu,” ujar Setya, Kamis (2/8/2018).

Dulunya Setya masih memakai mesin jahit biasa yang jadul, “Palingan harganya Rp 150 ribu yang mesin biasa. Lama kelamaan kita butuh cepet beli yang bagus
Kalau harga pasarannya Rp 1.7 juta untuk mesin yang bagus, untuk harga benang yang biasa harganya Rp 2000, sedangkan benang untuk obras harganya Rp 2500. Kalau untuk masalah kain itu ada yang kiloan, kalau kita untuk praktik-praktik aja itu pake yang kiloan kalau bisa milih kita bisa dapet yang cakep. Untuk kain meteran biasanya nyarinya di Tanah Abang atau di Revo Town. Untuk harga kain kiloan dari Rp 80 ribu – Rp 130 ribu jadinya harganya bervariasi,” imbuhnya.

Selain membuka usaha jahit sekarang Setya sudah mempunyai usah lainnya seperti toko Gordyn, Butik, Wallpaper dan Laundry. “Kita kan tadinya kalau jahit saja tidak cukup, kalau kita jual baju kita bisa ngecilinnya di tempat kita, kalau orang yang pesen baju kita kan jadi lebih banyak peluang akhirnya menjadi sambilan. Sambil jahit kita nyediain baju jadinya kan menjadi selingan. Kita lagi jahit orang lain ngelihat baju yang dipajang. Kalau butik kita sudah terima jadi kita belanja aja ke Tanah Abang atau ke Thamrin City belanja siap di toko nanti kan orang tinggal yang menentukan ukuran kalau kegedean kita kecilin kalau kepanjangan kita yang potong,” tambahnya

Untuk harga baju sendiri mulai dari Rp 80 ribu – Rp 350 ribu. Untuk harga Gorden sendiri permeternya yang tebal Rp 85 ribu sedangkan kan pitrasnya Rp 60 ribu per meternya.
“Untuk bahan gorden sendiri Setya impor, kalau yang impor sudah ada katalognya dan sudah tergantung orang pengennya apa dan sudah disediain tinggal milih warna, jahitnya sudah ada yang menjahit. tinggal mencari konsumen, habis itu ngukur dan itu semua sudah ada abang yang pasanginnya. Sama seperti wallpaper yang saya jual. Sudah ada katalognya, orang milih pengen nya apa dan sudah ada timnya yang masang,” jelasnya.

Sedangkan untuk usaha laundry, Setya hanya menampung saja, “Nanti ada yang ngerjain laundry 30 persen dari total tagihan tiap bulan itu buat kita, misalkan tagihan Rp 1 juta nanti 30 persennya itu untuk kita,” terangnya.

Kedepan ia berharap model dan jumlah pakaian lebih komplit. Ia juga ingin membuka ruko untuk usaha Butik dan Gordyn nya.

“Soalnya kan ini masih di perumahan jadinya hanya tetangga, teman-teman sekolah anak saya dan dari mulut-mulut saja yang tahu. Sedangkan kalau di jalan utama kan orang dari mana saja tahu, sebenernya sih pengennya ke situ.
Jadi nanti pengennya punya toko gorden, punya toko butik dan jahitnya kita di rumah, jadi orang butuh bahan kita jahit di rumah taruh di butiknya,” sambungnya.

Untuk keuntungan bersih, Setya mengaku ia bisa meraup Rp 3 juta – Rp 4 jutaan perbulan. “Itu istilahnya dibikin rata-rata, kalau lagi ramai ya banyak kalau lagi sepi ya standard,” ucapnya.

Dirinya mengaku saat ini sedang sibuk karena ada banyak pesanan.

“Misalnya ada pesenan untuk pembuatan kerudungan /jilbab 150 pcs setiap minggu nya. Kemarin saya baru dapet orderan perusahan makanan cepat saji. Saya disuruh bikin celemek sekitar 3 ribu pcs, ini pertama kalinya ada pesanan dari perusahaan makanan ternama yang mau bekerja sama saya,” pungkasnya. (PBP)

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Akan Digelar Di Taman Kota, Ketua Umum Qur’anic Relationship Ajak Pemuda Bekasi Mengaji

28 Maret 2024 - 23:54 WIB

Rian Nopandra kembali pimpin ketua PWI Banten periode 2024-2029

28 Maret 2024 - 08:52 WIB

Kecewa atas Pelaksanaan Pemilu 2024 yang Tidak Transparan DPRD Akan Panggil Ketua KPU dan Bawaslu

26 Maret 2024 - 17:54 WIB

Anis Byarwati Tegaskan Kerjasama Dengan Dewan Kota Jakarta Untuk Kemaslahatan Masyarakat

25 Maret 2024 - 15:54 WIB

Sodikin: Pemkot Bekasi Harus Berani Beli Lahan Untuk Pembangunan Gedung Sekolah Di Jatirahayu

24 Maret 2024 - 18:09 WIB

Pengamat Politik Unsoed Prediksi Partai Koalisi Pilpres yang Berseberangan Potensi Berkoalisi di Pilbup Banyumas

22 Maret 2024 - 05:37 WIB

Trending di Berita Terbaru