Bekasimedia – Ketua Pusat Pelayanan Terpadu pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Hj. Lilik Wahidah Syaikhu, mengatakan bahwa sudah banyak pelecehan seksual yang terjadi di Bekasi maupun di seluruh daerah Indonesia yang disebabkan oleh adanya satu barang haram yang selalu “dikonsumsi” berupa pornografi. Hal tersebut diungkapkan Lilik pada Workshop “Penanggulangan Dampak Pornografi Pada Remaja” di Balai Patriot , Kamis (18/02).
Lilik memaparkan hasil survei yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak (KPAI) bahwa dari 4.500 remaja, ternyata 97% dari mereka pernah melihat pornografi. Persentasi tersebut menjadikan orang tua merasa miris melihat anak remaja pada era digital sekarang ini yang serba mudah mengakses situs pornografi melalui internet.
“Inilah yang menjadikan miris hati kita sebagai orangtua yang melihat anak remaja zaman sekarang,” ujar Lilik.
Lilik mengatakan bahwa dengan workshop yang bertemakan “Penanggulangan Dampak Fornografi pada Remaja” ini, dapat membukakan mata masyarakat untuk menyelamatkan anak-anak dan remaja demi masa depan bangsa Indonesia.
Lilik berharap guru Bidang Konseling (BK) tidak hanya aktif ketika anak bermasalah yang masuk ke ruang guru BK, tetapi harus aktif melihat perilaku anak remaja di lingkungan sekolah.
“Saya percaya bahwa guru BK dapat memberikan solusi secara mental kepada anak-anak di sekolah.” tegasnya. (JJ1)
Gambar: Google