BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban Dishub Kota Bekasi Batasi Operasional Kendaraan Besar, Khusus Kendaraan Sumbu Tiga Keatas

Berita Terbaru · 17 Jan 2015 07:48 WIB ·

Odong-Odong; Upaya Melestarikan Lagu Anak-Anak

 
 Perbesar

image

Tukang odong-odong kerjanya mengayuh
Sambil putar musik yang enak didengar
kalau ngantuk odongpun brenti berputar
anak-anak pun mulai jadi tak sabar..
” (Odong-odong; Adel)

Lagu ciptaan Kak Nunuk tersebut merupakan satu dari sekian banyak lagu anak-anak yang asyik didengarkan selagi naik odong-odong. Selain easy listening, lagu tersebut juga mudah dihafal karena kata-katanya mudah dipahami anak-anak.

Odong-odong itu semacam kendaraan serupa becak namun dimodifikasi. Dikayuh pedalnya sehingga kursi yang diduduki anak-anak akan bergerak maju, naik turun dan mundur perlahan seiring kayuhan pedal. Tak dapat dimungkiri, bahwa odong-odong menjadi ciri khas sarana hiburan anak-anak Indonesia yang unik.

Kini, lagu anak-anak sangat jarang terdengar di televisi. Yang ada malah anak-anak menyanyikan lagu orang dewasa yang dikemas dalam berbagai kontes idola. Selain di sekolah-sekolah, pelajaran seni budaya yang di dalamnya menyertakan lagu anak-anak sebagai tambahan materi, odong-odong bisa dikatakan juga turut andil melestarikan lagu anak-anak. Pengayuh odong-odong biasanya berkeliling kampung atau komplek perumahan untuk mencari anak-anak
yang ingin naik.

Selain membuat karakter-karakter lucu untuk kreasi di setiap kursinya, hal lain yang bisa menarik perhatian anak-anak adalah diputarnya musik. Sebagai contoh, lagu Tik tik tik Bunyi Hujan, Layang-layang dan  Paman Datang. Tiga lagu tersebut seolah tak lekang digerus masa dan lagunya masih enak didengar, sehingga anak-anak masih banyak yang hafal.

Jika anak-anak zaman sekarang lebih  banyak yang akrab dengan game di gadget, lebih senang menyanyikan lagu boyband atau girlband dan lebih senang hiburan mahal ke mall-mall, odong-odong dengan prinsipnya, memutarkan lagu anak-anak tampaknya bisa menjadi pilihan orang tua untuk memperkenalkan sentuhan seni kepada anak.

Jika kereta mini yang biasa keliling kampung lebih senang mengolaborasikan lagu anak-anak dengan dangdut koplo atau dangdut masa kini yang menjadi konsumsi orang dewasa, odong-odong tampaknya tetap masih ramah anak dengan memilih lagu anak-anak untuk meramaikan suasana. Odong-odong juga lebih ramah lingkungan karena tak mengeluarkan gas buang layaknya kendaraan bermotor.

Pertanyaannya, masih eksiskah odong-odong saat ini, atau mulai terkalahkan kereta mini yang bermesin sepeda motor ?

Selamat memilihkan hiburan terbaik untuk anak. (anr)

Artikel ini telah dibaca 89 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pengamat Politik Unsoed Nilai Lumrah Melanggengkan Hasrat Kekuasaan Lewat Pemekaran Banyumas

16 April 2024 - 12:46 WIB

Akademisi UMP: Pemekaran Banyumas Solusi Bagi Ketimpangan Ekonomi, Sosial dan Pembangunan

14 April 2024 - 23:48 WIB

Budayawan Banyumas Ingatkan Tujuan Pemekaran Untuk Keadilan Masyarakat Bukan Ambisi Kekuasaan

14 April 2024 - 23:31 WIB

Ustadz Abdul Somad Jadi Imam dan Khotib Ied Warga Binaan Lapas Gunung Sugih

11 April 2024 - 12:40 WIB

DPK KNPI Tambun Utara Bagikan 400 boks Takjil Gratis Ramadan bagi Pengendara dan Pengguna Jalan

9 April 2024 - 02:39 WIB

PKS DKI Jakarta Buka Posko Mudik 2024 di Lima Lokasi

8 April 2024 - 13:36 WIB

Trending di Berita Terbaru