Kalau kau digoda, gelengkan kepala,
Kalau kau dipaksa, lari…
Masuklah Pramuka
(Lagu anak Pramuka, judul: Narkoba)
Rabu (7/1/2015) Halaman depan SD Raudhatul Muttaqien, Jatimakmur, Pondok Gede dipenuhi anak-anak kelas satu, dua dan tiga yang mengenakan seragam Pramuka. Dituntun oleh para guru yang bertindak sebagai Pembina Pramuka, mereka bersama-sama menyanyikan lagu berjudul Narkoba, bertajuk unik, yang bercerita tentang salah satu cara terhindar dari godaan narkoba, yakni dengan masuk menjadi anggota Pramuka.
Sejak kurikulum 2013 diberlakukan, setiap hari Rabu, para siswa dan guru diwajibkan mengenakan seragam Pramuka dan mengadakan kegiatan kepramukaan. Aturan tersebut sampai saat ini dilaksanakan di sekolah-sekolah, setelah sebelumnya biasanya anak-anak sekolah berseragam dan berkegiatan Pramuka di hari Jum’at dan Sabtu.
Memperkenalkan Pramuka bagi pemula, atau biasa disebut Pramuka Siaga menjadi tantangan tersendiri bagi para guru atau pembina kelas satu Sekolah Dasar. Hal itu juga dirasakan oleh guru-guru kelas bawah (kelas 1, 2 dan 3) di Raudhatul Muttaqin.
“Kita harus mencari cara-cara yang seru agar anak-anak tidak bosan dengan kegiatan Pramuka. Karena ada ungkapan, Pramuka adalah permainan. Jadi bagaimana caranya, membuat anak merindukan kegiatan Pramuka setiap minggunya. Salah satunya dengan menyisipkan banyak permainan saat kegiatan Pramuka,” ungkap Lia, guru kelas satu Raudhatul Muttaqin.
Pramuka bagi pemula memang dimaksudkan untuk mengenalkan sikap nasionalisme, kekeluargaan, mengajarkan anak tentang pentingnya sosialisasi, juga mengasah kreativitas. Pramuka juga mengajarkan anak untuk lebih berani dan bisa lebih akrab dengan alam. Bagi pemula, untuk mewujudkan tujuan dan merasakan manfaat tersebut, perlu peran guru untuk memperkenalkan Pramuka lewat cara-cara yang unik.
“Pramuka itu bertujuan untuk membentuk karakter anak. Juga mengajarkan anak makna nasionalisme atau cinta tanah air. Tetapi, bagi pemula, tentu kita belum bisa menjejalkan materi-materi kepramukaan yang berat. Masih harus menyisipkan permainan-permainan atau nyanyian-nyanyian yang mendukung kegiatan Pramuka.” Tutur Tati, guru lainnya di Raudhatul Muttaqin.
Selain berkewajiban mengenakan kelengkapan Pramuka setiap Rabu, anggota Pramuka Siaga yang umurnya berkisar antara 7 (tujuh) hingga 10 tahun juga sudah diwajibkan untuk mengisi form dalam Buku SAKU. Seperti mengisi kolom Rajin Mengikuti Kegiatan Pramuka dan Dapat menyanyikan Lagu Wajib Nasional. Dengan terus menggaungkan Dwi Satya (Dua janji) dan Dwi Darma (Dua Ketentuan Moral) diharapkan para anggota Pramuka pemula dapat menerapkannya dalam kehidupan.
Isi Dwi Satya masih sama dengan Pramuka era orde baru, berbunyi, “Dwi Satya! Aku berjanji :
1. Akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga.
2. Setiap hari berbuat kebaikan
Sedangkan Dwi Darma memuat dua hal yaitu;
Dwi Darma!
1. Siaga berbakti kepada ayah bundanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa
“Lumayan seru. Tapi panas,” ungkap Rayka. Siswa kelas dua saat kegiatan Pramuka baru saja selesai.
“Seru, banyak mainnya. Tapi suka nggak hapal lagu-lagunya.” Seru Minhatul Putri, siswi kelas dua saat ditanya pendapatnya mengenai kegiatan Pramuka Rabu pagi ini.
Kegiatan Pramuka memang mempunyai banyak manfaat. Tugas para pembina adalah mengenalkan kegiatan tersebut dengan cara-cara yang seru dan unik. Agar anak-anak, terutama anggota Pramuka Pemula merasa senang mengikutinya sekaligus merasakan juga manfaatnya. Hidupkan kembali Pramuka. Salam Pramuka ! (ANR/EAS)