BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban Dishub Kota Bekasi Batasi Operasional Kendaraan Besar, Khusus Kendaraan Sumbu Tiga Keatas

Berita Terbaru · 24 Jan 2015 WIB ·

Luka Pasien Diabetes Ganggu Kondisi Psikologis


 Luka Pasien Diabetes Ganggu Kondisi Psikologis Perbesar

IMG_20150120_121015

Bekasimedia- (21/1/2015) Universitas Indonesia (UI) memiliki Doktor Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) ahli penanganan luka pada penderita diabetes.

Luka kronik yang dialami pasien Diabetes Mellitus menimbulkan ketidakknyamanan yang dapat mempengaruhi kondisi psiologis, spiritual, sosial, dan kultural pasien. Dalam keadaan seperti itu, dukungan eluarga dapat menurunkan gangguan status emosional psikologis. Sifat hubungan ketidaknyamanan dan status emosional psikologis bersifat timbal balik dimana arakteristik individu tidak mempengaruhi hubungan ketidaknyamanan dan status emosional psikologis.

Doktor Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Dewi Gayatri menyebutkan angka pasien Diabetes Millitus di Indonesia semakin meningkat. Sebanyak 15 persen dari diabetisi mengalami ulkus diabetikum atau pasien luka kronik dan 5 persen diantaranya berisiko amputasi. Banyak gangguan fisik yang dialami dari ulkus diabetikum diantaranya nyeri, banyaknya cairan hingga bau.

Gangguan fisik ini dan masa penyembuhan yang lama menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari – hari seperti gangguan pergerakan, pola aktivitas harian, hingga gangguan pola tidur. Gangguan fisik dan penyembuhan yang lama menyebabkan gangguan lain seperti stres yang dapat menimbulkan ansietas hingga depresi.

“Kenyamanan merupakan aspek penting dalam pelayanan keperawatan dan hal – hal yang berkaitan dengan gangguan termasuk pada ketidaknyamanan. Adanya luka kronik yang dialami diabetisi akan mempengaruhi kenyamanannya,” ujar perawat di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok.

Dewi menyebutkan hasil penelitian mendapatkan hasil bahwa sebanyak hampir 70 persen pasien dengan ulkus diabetikum mengalami nyeri dengan bentuk rasa nyeri yang digambarkan sebagai rasa perih (29,3 persen), berdenyut (50 persen), sakit (30 persen). Disimpulkan bahwa pasien mengalami jenis nyeri kronik, merupakan nyeri yang terjadi ketika fase istirahat dan atau antar prosedur.

“Jenis nyeri neuropatik merupakan jenis nyeri kronik dengan terbaar, pedas, tertembak, menusuk. Dukungan keluarga dapat menurunkan gangguan status emosional psikologis. Perawat pun dapat merawat luka kronik dengan melakukan evaluasi hasil tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan enyamanan pasien dengan luka kronik dengan ulus diabetikum,” paparnya.  (Marcia Audita)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Akan Digelar Di Taman Kota, Ketua Umum Qur’anic Relationship Ajak Pemuda Bekasi Mengaji

28 Maret 2024 - 23:54 WIB

Rian Nopandra kembali pimpin ketua PWI Banten periode 2024-2029

28 Maret 2024 - 08:52 WIB

Kecewa atas Pelaksanaan Pemilu 2024 yang Tidak Transparan DPRD Akan Panggil Ketua KPU dan Bawaslu

26 Maret 2024 - 17:54 WIB

Anis Byarwati Tegaskan Kerjasama Dengan Dewan Kota Jakarta Untuk Kemaslahatan Masyarakat

25 Maret 2024 - 15:54 WIB

Sodikin: Pemkot Bekasi Harus Berani Beli Lahan Untuk Pembangunan Gedung Sekolah Di Jatirahayu

24 Maret 2024 - 18:09 WIB

Pengamat Politik Unsoed Prediksi Partai Koalisi Pilpres yang Berseberangan Potensi Berkoalisi di Pilbup Banyumas

22 Maret 2024 - 05:37 WIB

Trending di Berita Terbaru